tirto.id - Thrift shop adalah sebutan untuk toko yang menjual barang bekas khususnya pakaian. Sementara, thrifting adalah kata untuk merujuk aktivitas berbelanja pakaian bekas.
Saat ini, berburu pakaian bekas di thrift shop tengah digandrungi oleh masyarakat.
Sebab, selain harga yang dibanderol lebih murah dibandingkan pakaian baru, thrifting juga menjadi ajang berburu pakaian bermerek dengan harga miring namun masih dalam kondisi bagus.
Kemudian, pakaian bekas yang di jual di thrift shop kerap diimpor dari luar negeri, oleh karenanya pakaian tersebut acap memiliki desain yang berbeda dari pakaian dalam negeri. Keunikan ini menjadi daya tarik bagi pecinta fashion agar bisa tampil beda dan gaya.
Dilansir Jurnal Ilmiah Mahasiswa Sosiologi, Vol. 1, No. 2, Agustus 2022: 186-195, bagi pecinta trifting, berburu pakaian bekas juga memiliki misi lingkungan yang tak kalah menarik.
Thrifting dinilai merupakan aktivitas kesadaran pemanfaatan limbah pakaian akibat produk fast-fashion.
Namun, di balik menariknya thrifting dengan sejumlah kelebihan dan keuntungannya, pecinta thrifting perlu untuk tetap memahami bahwa pakaian bekas sangat rentan terinfeksi virus, jamur, bakteri, hingga tungau.
Tips Membeli Pakaian Bekas
Maka demikian, dikutip Antara News, Arini Widodo dokter spesialis kulit dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) memberikan sejumlah tips dan trik memilih pakaian bekas, berikut ini.
1. Perhatikan Kebersihan Pakaian
Sebelum thrifting, hal yang penting untuk diperhatikan adalah kebersihan barang yang dijual di thrift shop. Pembeli perlu untuk mengamati bahwa penjual menjaga kebersihan barang yang mereka jual.
"Perhatikan, apakah toko tersebut mengutamakan kebersihan barang-barangnya atau tidak," kata Arini.
Kemudian, cermati noda yang menempel pada pakaian, identifikasi noda tersebut disebabkan oleh kotoran, bercak darah, atau hal lainnya.
Jangan beli pakaian yang belum dicuci, untuk memastikannya pembeli dapat mencium aroma pakaian. Pakaian yang belum dicuci bisa menjadi sumber infeksi.
"Cium baunya, dari situ bisa menentukan apakah pakaian itu sudah dicuci atau belum. Jangan beli yang belum dicuci karena bisa saja ada agen infeksi yang menempel di situ," ujar Arini.
Selanjutnya, pastikan memilih pakaian yang bebas dari bahan kimia seperti disinfektan karena dapat memicu munculnya dermatitis.
2. Ketahui Asal Usul Pakaian
Menurut Arini, akan lebih baik bila pembeli mengetahui asal usul pemilik pakaian sebelumnya. Mungkin pakaian tersebut adalah bekas pakaian kakak, adik, atau orang lain yang dikenal.
3. Hindari Membeli Pakaian yang Rentan Penularan Penyakit
Hindari membeli pakaian yang rentan menjadi media penularan penyakit. Pakaian tersebut dapat berupa pakaian yang bersifat sangat pribadi seperti pakaian dalam, handuk, selimut, sprei, atau topi bekas.
4. Pilih Pakaian Ukuran yang Pas
Pilih pakaian dengan ukuran yang pas, meski mungkin pakaian tersebut sangat bagus jangan memaksakan diri kalau ukurannya tidak sesuai dengan tubuh.
Pakaian yang ketat misalnya dapat memicu kelembaban karena keringat yang berujung infeksi jamur.
"Kadang-kadang, membeli pakaian bekas itu terbatas pilihan ukurannya, sehingga banyak yang memaksakan ukuran. Padahal ini bisa jadi masalah. Misalnya, celana yang terlalu ketat dan tidak menyerap keringat akan memicu kelembaban dan infeksi jamur," jelas Arini.
Editor: Dhita Koesno