tirto.id - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis survei penurunan elektabilitas paslon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin sebesar 3,2 persen dari 52,7 persen periode Agustus 2018 jadi 49,5 persen periode Januari 2019.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komaruddin menduga pemicu penurunan elektabilitas itu karena peran Ma'ruf Amin yang minim dalam meraih simpati pemilih muslim.
"Pak Ma'ruf itu direpresentasikan dari kalangan NU, maka seolah-olah dari ormas yang lain tidak tergarap," ujarnya kepada Tirto, Jumat (7/2/2019).
Ia juga menilai gerakan kelompok 212 yang menarik simpati pemilih muslim lebih condong mendukung ke paslon nomor 02 Prabowo-Sandi. Hal ini, kata dia, bisa menggerus elektabilitas Jokowi-Ma’ruf. Sebaliknya, elektabilitas paslon 02 meningkat pada pemilih muslim meningkat.
"Artinya memang wajar jika pemilih muslim itu agak berkurang dalam mendukung pak Jokowi, karena kita tahu gerakan 212 bagaimana pun besar kecilnya akan berdampak pada persepsi masyarakat Islam capres dan cawapresnya," kata dia.
Faktor usia, kata dia, juga diduga berpengaruh peran minim Ma'ruf mengaet suara pemilih muslim. Hal itu mengurangi mobilitas Ketua Majelis Ulama Indonesia nonaktif.
"Tapi sejatinya itu bisa dimaksimalkan dengan pergerakan-pergerakan timsesnya. Kan kampanye itu tidak hanya terpaku pada capres dan cawapres saja, tapi timsesnya juga. Lebih baik itu dimaksimalkan saja," kata Ujang.
Meski mengalami penurunan elektabilitas pada pemilih muslim, survei LSI Denny JA menunjukkan Jokowi-Ma'ruf tetap unggul dari Prabowo-Sandi.
Berdasarkan hasil survei LSI Denny JA, Jokowi-Ma'ruf unggul pada pemilih muslim sebesar 49,5 persen, sedangkan Prabowo-Sandi mengantongi 35,4 persen.
Selebihnya belum menentukan pilihan, yakni 15,1 persen dengan base populasi pemilih sekitar 85,8 persen.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Zakki Amali