tirto.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi gempa tektonik magnitudo 5,2 pada Rabu (26/8/2020) pukul 06.27 WIB di wilayah Selat Sunda.
Berdasarkan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa tersebut memiliki parameter terbaru magnitudo magnitudo 5,1.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6,75 lintang selatan (LS) dan 104,56 bujur timur (BT) atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 141 kilometer arah Selatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, Lampung di kedalaman 43 kilometer.
Menurut BMKG, gempa yang terjadi di Selat Sunda ini akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia.
"Hal tersebut diketahui setelah memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya. Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono melalui keterangan tertulis yang diterima Jakarta, dilansir Antara.
Ia mengatakan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut memiliki mekanisme pergerakan sesar naik atau thrust fault.
Akibat gempa tersebut, guncangan dirasakan di daerah Labuan IV Modified Mercalli Intensity (MMI). Guncangan juga dirasakan warga hingga di Pandeglang II MMI.
Menurutnya, hingga saat ini, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Namun, hasil pemodelan menunjukkan gempa tidak berpotensi tsunami.
Hingga pukul 06.54 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kemudian warga diminta menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," pungkas Rahmat Triyono.
Editor: Agung DH