Menuju konten utama

Pengertian Perestroika: Kebijakan Mikhail Gorbachev di Uni Soviet

Perestroika adalah kebijakan Mikhail Gorbachev untuk Uni Soviet, berikut pengertiannya.

Pengertian Perestroika: Kebijakan Mikhail Gorbachev di Uni Soviet
Pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev menunjuk ke fotografer saat melihat pelabuhan New York bersama Presiden Ronald Reagan dan Presiden terpilih George H. W. Bush pada hari Rabu, 7 Desember 1988 di New York. (AP Photo/Scott Applewhite)

tirto.id - Uni Soviet pernah menjadi negara adidaya di Blok Timur, dan menjadi pesaing kuat Blok barat yang dipimpin Amerika serikat. Negara ini memiliki nama resmi Union of Soviet Socialist Republics (USSR). Uni Soviet menjadi negara pertama yang menganut paham Sosialisme Marxis.

Pada masanya, Uni Soviet menjadi salah negara paling kuat dan berpengaruh di dunia. Dikutip modul Sejarah Kelas XII (2020), wilayahnya mencakup 15 republik yang terdiri dari (Rusia, Ukraina, Georgia, Belarusia, Uzbekistan, Armenia, Azerbaijan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Moldova, Turkmenistan, Tajikistan, Latvia, Lithuania, dan Estonia).

Kendati menjadi negara kuat, kejayaan Uni Soviet akhirnya mengalami kemunduran hingga akhirnya runtuh, terlebih setelah berakhirnya perang dingin antara AS dan Uni Soviet.

Tanda-tanda kemunduran Uni Soviet sudah terlihat sewaktu dipimpin Nikita Kruschev. Beban negara menjadi sangat berat kala pemerintahan dipimpin Presiden Mikhail Sergeyevich Gorbachev.

Di tangan Gorbachev, Uni Soviet melakukan perubahan dengan lebih terbuka dan melibatkan rakyat sebagai bagian negara. Sebab, saat itu Uni Soviet sedang terpuruk dalam ekonomi, birokrasi pemerintahan yang rumit, hingga produktivitas negara tidak beroperasi normal.

Uni Soviet juga makin tidak dipercaya negara lain akibat kebocoran nuklir Chernobyl yang memicu pencemaran lingkungan.

Kebijakan Perestroika

Di tengah kompleksnya masalah Uni Soviet, Gorbachev lantas mengeluarkan salah satu kebijakan yang dinamakan perestroika. Perestroika, atau restrukturisasi, adalah kebijakan pembaruan struktur ekonomi, politik, dan sosial budaya.

Dalam perestroika, Gorbachev melakukan restrukturisasi ekonomi dengan mengubah sistem ekonomi sentralisasi sosialisme-komunisme, menjadi sistem ekonomi desentralisasi sosialisme-demokrasi.

Gorbachev melawan orang-orang yang kontra dan menganggap mereka sebagai generasi lama dengan pola pikir konservatif. Sebaliknya, pihak kontra mendirikan lembaga spionase KGB yang menyusun rencana agar Gorbachev bisa ditumbangkan dan generasi muda kembali tunduk pada komunis ortodoks dari golongan konservatif.

Kudeta yang dilakukan pada 19 Agustus 1991 gagal menggulingkan Gorbachev. Kebijakan perestroika tetap dijalankan melalui beberapa asas. Gorbachev juga merilis kebijakan glasnost (keterbukaan), democratyzatsia, dan zokonost.

Glasnost (keterbukaan) merupakan kebijakan membuka dialog tentang masalah politik, ekonomi hingga sosial. Sedangkan democratyzatsia membuka peluang desentralisasi politik dalam wujud memberi wewenang penuh pada negara-negara bagian untuk mengurus wilayahnya sendiri selama masih dalam naungan Uni Soviet.

Selain itu, ada zokonost, yaitu kebijakan untuk menjalankan proses peradilan atau penegakkan hukum secara adil, bebas dan terbuka.

Namun, upaya Gorbachev dalam menerapkan kebijakannya itu tidak berjalan mulus. Perestroika dan glasnost hanya diterapkan untuk keperluan mendesak dalam memperbaiki keadaan ekonomi yang terpuruk.

Beberapa tahun kemudian, kondisi Uni Soviet tidak masih tidak mengalami perubahan. Kesejahteraan masyarakat menurun, inflasi meningkat 7-8 persen. Defisit anggaran mencapai 11 persen dari PDB.

Dikutip dari modul Sejarah Paket C (2020), Uni Soviet juga mengalami berbagai persoalan seperti kepatuhan pasif, ketergantungan, lemahnya kemandirian dan kewiraswastaan, serta sistem komando yang kuat.

Berbagai kompleksitas permasalahan di Uni Soviet akhirnya membuat negara adidaya tersebut tak dapat dipertahankan lagi. Uni Soviet bubar di tahun 1991 setelah beberapa dekade berdiri.

Baca juga artikel terkait MIKHAIL GORBACHEV atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Alexander Haryanto