tirto.id - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga mengatakan, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebanyak USD 30,81 miliar per Januari-Oktober 2021. Hal ini merupakan rekor kenaikan tertinggi dari Indonesia dalam 10 tahun terakhir.
Jerry menuturkan, salah satu faktor neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus karena perkembangan ekonomi digital dan e-commerce di Indonesia. Menurut Jerry, nilai e-commerce Indonesia meningkat cepat, dengan perkiraan pertumbuhan tahunan 2021 mencapai Rp337 triliun.
"Semua kaitannya erat dengan fenomena digital yang kita alami dalam kehidupan kita sehari-hari, baik dalam aktivitas dan juga rutinitas, juga dalam program-program baik juga yang dilakukan oleh pemerintah dan juga oleh pelaku atau stakeholder," kata dia dalam Webinar Regional Summit 2021 'Solusi Layanan Logistik Untuk Ecommerce Di Daerah' oleh Katadata, Senin (29/11).
Guna menjaga pertumbuhan e-commerce tersebut, kata dia, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya meningkatkan efisiensi sistem logistik di Indonesia.
Jerry menjelaskan, Kemendag mendukung kinerja logistik nasional Indonesia sesuai regulasi yang telah ditetapkan. Antara lain, UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan yang memandatkan pemerintah mengatur kegiatan perdagangan antar pulau untuk integrasi pasar dalam negeri. Kemudian, juga Permendag Nomor 92 Tahun 2020 tentang Perdagangan Antar Pulau.
"Jadi yang namanya distribusi, logistik dan pemerataan adalah bagian dari sebuah proses yang dilakukan saya pikir tidak hanya di Kementerian Perdagangan, tapi dari lintas K/L, pemerintah kabupaten provinsi, dan juga kotamadya, untuk sama-sama membuat ekosistem yang sehat, yang didasari oleh pembangunan infrastruktur," pungkas Jerry.
Salah satu pelaku usaha yang berkontribusi terhadap peningkatan logistik nasional adalah Shipper. Melalui 300 gudang di 35 kota seluruh Indonesia, serta kegiatan-kegiatan yang dijalankan perusahaan, Shipper terus memainkan peranan penting guna mendorong inovasi dan transformasi digital di sektor logistik Indonesia.
Pendiri Shipper, Budi Handoko mengatakan, adanya sarana logistik yang memadai seperti sekarang tentu dapat membantu mengefisienkan biaya logistik nasional. Sebab, kata dia, masalah paling besar di Indonesia terkait dengan pengiriman barang adalah ongkos kirim yang mahal akibat tidak adanya infrastruktur memadai.
"Kita sebenarnya memberikan akses kepada pemain-pemain maupun produsen-produsen barang-barang di daerah, di kota-kota yang lebih kecil-kecil, untuk bisa menjual barang dan bisa mengirimkan ke tempat pelanggan dengan lebih mudah," ujar dia.
Dia menjelaskan, pihaknya berusaha menghadirkan layanan yang ramah bagi konsumen, mulai dari sistem antar-jemput barang, hingga pergudangan yang terintegrasi. Dengan sistem yang lebih terhubung, Shipper memungkin konsumen mendapat pelayanan yang lebih efektif dan efisien, sehingga dapat mengurangi beban biaya pengiriman.
"Bagaimana caranya agar pelanggan di daerah lain itu bisa membeli barang dari daerah pusat atau daerah Jawa ini dengan harga yang lebih terjangkau," ucapnya.
Salah satu terobosan yang dilakukan Shipper adalah dengan menyediakan berbagai pilihan layanan. Menurut dia, yang membuat biaya pengiriman mahal adalah penggunaan pesawat sebagai kendaraan angkut.
Karena itu, untuk menekan biaya kirim, Shipper juga menyediakan sarana angkut berupa kapal atau truk, sehingga untuk barang-barang yang dapat dijangkau dengan kapal dan jalur darat disediakan moda transportasi selain pesawat.
Pada kesempatan tersebut, hadir Kepala Bagian Perekonomian Setda Kota Palembang, Rahmat. Ia mengatakan, guna mendukung pertumbuhan pelaku usaha di Sumatera Selatan yang menurut data BPS 2020 mencapai 82,80% adalah dengan membangun infrastruktur sarana transportasi, baik di darat, laut maupun udara secara merata.
"Terkait dengan akses jaringan kota Palembang sendiri juga sudah kerjasama dengan para provider telekomunikasi, agar jaringan internet jaringan komunikasi di wilayah kota Palembang ini menjadi semakin lebih baik kedepannya seperti tubuh," ujar dia.