Menuju konten utama

Pemerintah Ingin Tingkatkan Investasi dari Timur Tengah dan Rusia

Pemerintah Indonesia sedang berupaya meningkatkan nilai investasi dari negara-negara non-tradisional, yakni Timur Tengah dan Rusia.

Pemerintah Ingin Tingkatkan Investasi dari Timur Tengah dan Rusia
(Ilustrasi) Meko Perekonomian Darmin Nasution bersama Kepala BKPM Thomas Lembong, Menkominfo Rudiantara, Agung Gede Ngurah Puspayoga, Menhub Budi Karya Sumadi menyampaikan keterangan pencapaian tiga tahun pemerintahan Presiden Jokowi-JK di Gedung Bina Graha, Selasa (17/10/2017). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A.

tirto.id - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menyatakan pemerintah sedang berupaya meningkatkan arus investasi dari sejumlah negara non-tradisional, terutama Timur Tengah dan Rusia.

Thomas menilai negara-negara di kawasan Timur Tengah sekarang berkembang secara dinamis dan signifikan. Negara-negara Islam itu dianggap berpeluang mampu mengimbangi nilai investasi dari sejumlah negara maju, yang selama ini menanam dana besar di Indonesia, seperti Singapura, Jepang, Amerika dan Cina.

“Sementara ini yang akan digarap adalah Timur Tengah. Setelah ada kunjungan dari Uni Emirat Arab ke Jakarta pun, diharapkan kerja sama ini dapat menjadi produktif serta mampu mereformasi perekonomian dan keadaan sosial,” kata Thomas saat jumpa pers di kantornya pada Senin (30/10/2017).

Lebih lanjut, Thomas menyebutkan pemerintah saat ini tidak lagi mengejar kuantitas investasi melainkan kualitas. Meski ada tekanan dari persaingan dengan sejumlah negara tetangga, namun Thomas mengklaim kuantitas realisasi investasi di Indonesia masih sesuai rencana.

Dengan kualitas investasi yang bertumbuh, dia berharap penyerapan tenaga kerja Indonesia oleh sektor industri akan semakin besar.

“Investasi memungkinkan tenaga kerja kita naik kelas. Itu dapat meningkatkan produktivitas dari pekerja kita, sehingga tingkat konsumsinya juga dapat naik,” kata Thomas.

Sementara untuk Rusia, Thomas menyebutkan Indonesia telah menyepakati imbal dagang dengan Rusia. Menurut rencana, pemerintah Indonesia akan melakukan barter antara hasil kekayaan Indonesia, seperti karet dan kelapa sawit, dengan pesawat tempur sukhoi buatan Rusia senilai 1.145 miliar dollar AS.

Kendati perjanjian imbal dagang itu dilakukan oleh Kementerian Pertahanan yang bersinergi dengan Kementerian Perdagangan, maka Thomas mengatakan kalau kesepakatannya pun didasarkan pada Undang-Undang (UU) Industri Pertahanan.

Sesuai dengan UU tersebut, sebanyak 85 persen dari 1.145 miliar dollar AS harus kembali ke Indonesia melalui perdagangan, ekspor, dan investasi yang masuk. Pemerintah pun merancang skema apabila 50 persen dari nilai diperuntukkan bagi kesepakatan imbal dagang, sementara 35 persen sisanya untuk kontrak investasi.

“Rusia bakal investasi ke Indonesia. Salah satunya untuk bangun pabrik suku cadang, seperti komponen-komponen untuk industri perawatan menyeluruh,” kata Thomas.

Berdasarkan data terbaru yang dihimpun BKPM, Singapura masih merupakan negara dengan realisasi investasi terbesar di Indonesia pada Januari-September 2017. Nilainya mencapai 6,1 miliar dolar AS.

Sedangkan berturut-turut selanjutnya, Jepang telah merealisasikan investasinya sebesar 4 miliar dolar AS, Cina senilai 2,7 miliar dollar AS, Amerika Serikat senilai 1,5 miliar dollar AS, dan Korea Selatan sebesar 1,4 miliar dollar AS.

Baca juga artikel terkait INVESTASI atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Addi M Idhom