Menuju konten utama

Pelaku Pemerkosaan Berdalih ke Polisi: Niatnya Curi Barang Korban

Dalih pelaku berbeda dengan testimoni korban. Pelaku sengaja berniat memerkosa, bukan mencuri.

Pelaku Pemerkosaan Berdalih ke Polisi: Niatnya Curi Barang Korban
Sosok Raffi Idzamallah, terduga pelaku pemerkosaan di Bintaro, tertangkap kamera CCTV. (Sumber: Instagram)

tirto.id - Terduga pelaku pemerkosaan di Bintaro bernama Raffi Idzamallah—polisi hanya menyebutnya dengan inisial RI—berdalih kepada Polres Tangerang Selatan bahwa dia berniat mencuri saat mendatangi rumah korban.

"Tapi, ketahuan korban. Kemudian korban dipukul lalu diperkosa," ujar Kapolres Tangerang Selatan AKBP Iman Setiawan, Senin (10/8/2020).

Kenapa dia berniat mencuri? Polisi menyebut Raffi mengaku kekurangan uang.

Pelaku juga berkata ke polisi bahwa dia memukul korban dengan besi.

"Korban berdarah dan pingsan," imbuh Iman. Setelah memerkosa, Raffi mengambil ponsel korban.

Penangkapan terhadap pelaku berkat inisiatif korban yang berani bercerita pengalaman traumatisnya via Instagram pada 8 Agustus lalu, setahun setelah kejadian itu. Kisahnya juga tersebar di Twitter.

Berbeda dari dalih Raffi, korban (berinisial AF), dalam testimoninya mengisahkan pemerkosaan pada 13 Agustus 2019, sekitar pukul 9.30 pagi, itu memang sengaja dilakukan oleh Raffi.

Bukti pesan yang dilampirkan korban dalam testimoninya, Raffi yang tinggal di perkampungan belakang Permata Bintaro (Sektor 9) sengaja mendatangi rumah korban untuk memerkosa. Raffi meneror korban dengan menulis pesan bahwa dia "cuma mau having sex ... gue tahu cara gue salah," dan dia melakukan itu "cuma buat senang-senang."

"Kalau gue niat merampok," tulis Raffi, "sudah gue habisin semua barang-barang lu."

Raffi memukul kepala korban karena panik, juga mengambil ponsel yang lantas dia buang. Dia juga mengancam korban "sudah gue biarin hidup."

Korban menulis dalam testimoninya butuh keberanian dia akhirnya mengisahkan peristiwa yang terus menghantuinya sampai hari ini.

Dia takkan menulis testimoni ini kalau saja polisi Indonesia mengambil tindakan terhadap pelaku. Sementara tak cukup bukti dalam hukum pidana Indonesia untuk memenjarakan pelaku;—perkara pidana perkosaan masih sangat terbatas definisinya dan, karena itu, betapa penting RUU Penghapusan Kekerasan Seksual harus segera disahkan.

Korban menulis pagi itu, ketika ibunya telah pergi bekerja, dia merasa ada seseorang yang sengaja mau membangunkannya dan dia melihat siluet pelaku meninggalkan kamarnya. Dalam keadaan masih mengantuk, dia mengikuti pelaku ke kamar pakaian ganti; ketika dia membuka pintu, dia melihat pelaku bersembunyi di sebuah sudut.

"I had never seen that person in my whole entire life," tulis korban mengenai Raffi Idzamallah yang tak pernah dia jumpai sampai kejadian itu.

Sebelum bereaksi, pelaku dengan cepat memukul kepalanya dengan potongan besi, korban terbaring di lantai tak sadarkan diri, bersimbah luka di kepala sampai bahu. Ia melihat pelaku memegang pisau. Korban memohon. Pelaku menyuruh korban diam. Kemudian memerkosanya.

Setelahnya, pelaku meninggalkan kamar, mengancam korban tetap di rumah. Korban segera mencari ponselnya tetapi hilang, dia bersembunyi di kamar mandi sampai dia yakin pelaku pergi.

Korban segera lari ke luar dan mencari bantuan ke tetangganya. Korban dibawa ke rumah sakit untuk kepentingan melapor ke polisi. Pada hari yang sama, pelaku bahkan mengirim pesan ancaman.

"Namanya Raffi Idzamallah, dia biasa dipanggil Gondes," tulis korban dalam testimoninya.

Polres Tangerang Selatan menangkap Raffi di daerah Pondok Aren pada Minggu kemarin, 9 Agustus, sehari setelah korban mengunggah testimoninya.

View this post on Instagram

It has almost been a year for me to finally take up the courage to talk about this event that has been haunting me until this day. I would not have done this if the police would have taken action, but by law I do not have enough evidence to put this fucker into jail so all I can do is expose him. Pictures above are from cctv recordings and all the confirmed data I have gathered on him. Without further ado; my story. I woke up to what I believe was the worst nightmare come to life. My mom has gone to work that day the 13th of August, it was around 9.30AM. Someone seemingly has purposely woken me from my sleep and I saw a tall silhouette leaving my room. Me, not having gathered my senses and having not had enough sleep immediately thought it was @osamabineldam. I followed this guy to my dressing room, where he hid in the corner and as I entered the room and turned around - I had never seen that person in my whole entire life. Before i could even react he bashed me several times with what I believe was a piece of metal until I was bleeding from my head and lying almost unconscious on the floor with several bad bruises from my head to my shoulders. I saw he was holding a knife and I was pleading him to not kill me, he told me to stay quiet and proceeded to sexually assault me (yes, the r word). What could I have done? I had no weapon, no self defense and I could barely get up from the blood I lost. After he was done he left my room, threatening me to stay inside. I immediately looked for my phone but it was gone, and hid in my bathroom until I was sure he was gone. I ran outside as soon as there was no sign of anybody in my house and sought out to neighbors for help. The very same day I was sent to a hospital for inspection for the police report, and filed a report at the police. Also that very same day he decided to text me, first trying to apologize then once again threatening me because he "let me live". He used a vpn to terror my old ig. His name is Raffi Idzamallah, he goes by the name Gondes. Lives in the perkampungan behind Permata Bintaro (sektor 9), dia suka ngeskate. Do what you want if you run into him, and if you wanna share this you're welcome.

A post shared by @ amyfitria.s on