tirto.id - Kesehatan Paus Fransiskus menjadi perhatian publik karena dikabarkan bahwa pemimpin tertinggi Gereja Katolik seluruh dunia tersebut sedang dirawat di Rumah Sakit (RS) Gemelli, Roma. Lantas, bagaimana kondisinya saat ini?
Paus Fransiskus dilarikan ke Rumah Sakti Gemelli pada Jumat (14/2/2025). Ia diagnosis mengalami pneumonia ganda yang menyerang kedua paru-parunya dan saat ini menerima perawatan untuk infeksi saluran pernapasan polimikroba.
Catholic News Agency mewartakan pada Rabu (19/2/2025), setelah menjalani perawatan intensif, kondisi kesehatan pernapasan Paus Fransiskus dinyatakan tetap normal tanpa memerlukan alat bantu, sementara fungsi jantungnya bekerja dengan baik.
Meski masih dirawat di Rumah Sakit Gamelli, pemegang takhta suci Vatikan itu dilaporkan tetap menjalankan sebagian tugas-tugasnya. Ia masih berkoordinasi dengan para staf, mengikuti perkembangan gereja, serta mengadakan pertemuan untuk memastikan berbagai urusan tetap berjalan.
Namun, ketidakpastian mengenai masa depan kepemimpinannya mulai mencuat, menimbulkan spekulasi mengenai kemungkinan dirinya mengundurkan diri. Wacana ini semakin menguat setelah seorang kardinal mengisyaratkan bahwa opsi pengunduran diri tengah dipertimbangkan.
“Paus berganti, kami para uskup berganti, para imam di paroki berganti, komunitas berganti. Tetapi kereta api [kepausan] terus bergerak,” kata Kardinal Juan Josè Omella dikutip dari AP News.
Kardinal lainnya, Gianfranco Ravasi, juga melontarkan pernyataan tentang kemungkinan pengunduran diri ketika ditanya apakah Fransiskus mungkin memutuskan untuk mengikuti jejak Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri karena sakit. Benediktus menjadi paus pertama dalam 600 tahun yang pensiun ketika pada 2013 dia mengundurkan diri karena kondisi kesehatannya tidak memungkinkan untuk menjalankan tugas-tugas kepausan yang berat.
“Tidak diragukan lagi bahwa jika dia (Fransiskus) berada dalam situasi di mana kemampuannya untuk melakukan kontak langsung (dengan orang-orang) seperti yang biasa dia lakukan... terganggu, maka saya pikir dia mungkin akan memutuskan untuk mengundurkan diri,” kata Ravasi seperti dikutip radio RTL 102.5.
Jika hal ini terjadi, Gereja Katolik akan menghadapi periode transisi yang bersejarah, membuka diskusi mengenai siapa yang akan menjadi penerusnya dan bagaimana arah kepemimpinan Vatikan ke depan.
Bagaimana Kondisi Kesehatan Paus Fransiskus Saat Ini?
Paus Fransiskus masih menghadapi tantangan kesehatan akibat pneumonia ganda yang dideritanya. Sejak dilarikan ke Rumah Sakit Gemelli, Roma, pada Jumat, (14/2/2025) setelah mengalami kesulitan bernapas selama beberapa hari, kondisinya terus dipantau dengan ketat.
Infeksi yang menyerang kedua paru-parunya ini sempat menimbulkan kekhawatiran, meskipun laporan medis terbaru menunjukkan bahwa situasinya mulai membaik.
Menurut Dr. Sergio Alfieri dalam konferensi pers pada Jumat (21/2/2025), meskipun Paus Fransiskus belum sepenuhnya keluar dari kondisi berisiko, nyawanya tidak lagi dalam bahaya.
“Jika pertanyaannya adalah apakah ia pulih dari bahaya, jawabannya adalah tidak. Tetapi jika Anda bertanya apakah ia saat ini dalam bahaya yang mengancam jiwa, jawabannya juga tidak,” jelasnya dikutip dari Reuters.
Pernyataan ini memberikan harapan bahwa Paus masih memiliki peluang besar untuk bertahan dan pulih dari penyakitnya. Vatikan mengkonfirmasi bahwa kondisi kesehatan Paus tetap stabil, meskipun hasil pemeriksaan darah hanya menunjukkan sedikit perbaikan.
Pemeriksaan pada Rabu (19/2/2025) mengindikasikan bahwa tingkat peradangan dalam tubuhnya mulai berkurang, tetapi kondisi klinisnya belum mengalami perubahan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa pemulihan Paus masih membutuhkan waktu dan perawatan yang intensif.
Di tengah proses pemulihan, Paus Fransiskus tetap berusaha menjalankan aktivitas ringan. Pada usia 88 tahun, ia masih membaca surat kabar, mengerjakan beberapa tugas dengan bantuan sekretarisnya, serta menerima Ekaristi sebelum makan siang.
Meskipun kesehatannya belum sepenuhnya pulih, semangatnya tetap terjaga, memberikan harapan bagi umat Katolik di seluruh dunia yang terus mendoakannya.
Penulis: Satrio Dwi Haryono
Editor: Balqis Fallahnda & Yantina Debora