tirto.id - Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemakaian masker sebagai salah satu bagian dari cara komprehensif mencegah penularan virus corona (Covid-19). Perlu diketahui, pemakaian masker saja tidak menjamin seseorang benar-benar terlindungi dari penularan Covid-19.
Untuk mencegah penularan Covid-19, pemakaian masker harus dibarengi dengan teratur mencuci tangan memakai sabun dan air mengalir (bisa diganti hand sanitizer berbahan alkohol minimal 60 persen), serta menjaga jarak fisik dari orang lain paling minim 1 meter.
Masker medis (masker bedah), menurut WHO, sebaiknya dipakai oleh petugas kesehatan; siapa pun yang menunjukkan gejala COVID-19 (termasuk yang ringan); dan orang yang merawat kasus suspek atau terkonfirmasi COVID-19 di luar fasilitas kesehatan.
Orang yang rentan mengalami dampak fatal jika tertular Covid-19 dianjurkan pula untuk memakai masker medis. Adapun mereka yang rentan itu ialah: orang berusia 60 tahun atau lebih; dan orang dari segala usia yang memiliki penyakit penyerta (hipertensi, diabetes, sakit jantung, sakit paru, sakit ginjal, asma, TBC dan lainnya).
Sementara pemakaian masker kain nonmedis, dianjurkan WHO untuk dipakai masyarakat umum di wilayah tempat terjadinya penyebaran Covid-19. Masker kain non-medis penting untuk digunakan, terutama di tempat-tempat yang tidak memungkinkan untuk menjaga jarak fisik minimal 1 meter. Tempat-tempat itu ialah: transportasi umum, toko, lingkungan tertutup, dan tempat ramai lainnya.
Masker kain nonmedis yang direkomendasikan WHO, terdiri dari 3 lapisan dengan kriteria berikut:
- lapisan dalam berupa bahan penyerap seperti katun
- lapisan tengah berupa bahan tanpa tenun seperti polipropilena
- lapisan luar berupa bahan yang tidak mudah menyerap, seperti poliester atau campuran poliester.
Harus dipastikan, masker kain non-medis memungkinkan bernapas dengan mudah saat bicara dan berjalan cepat. Satu masker juga harus dipakai satu orang saja, atau tidak digunakan bergantian dengan orang lain.
Selain itu, jika tidak kotor dan basah, masker kain sebaiknya disimpan di kantong plastik bersih yang tertutup rapat, sebelum dipakai kembali.
WHO meminta masker kain harus dicuci memakai sabun (deterjen), dan disarankan menggunakan air panas (minimal 60 derajat), setidaknya sekali sehari. Alternatif lain, cuci masker kain memakai deterjen dan air bersuhu ruangan, kemudian rebus selama 1 menit.
Bagi masyarakat umum, berikut panduan cara memakai masker kain dari WHO:
- Cuci tangan sebelum mengenakan masker
- Periksa masker apakah ada yang sobek atau berlubang
- Jangan gunakan masker yang rusak
- Pastikan masker menutupi mulut, hidung, dagu dan tidak ada celah di samping.
- Jangan menyentuh masker saat mengenakannya
- Ganti masker jika kotor atau basah
- Cuci tangan sebelum melepas masker.
- Buka masker dengan melepasnya dari tali telinga
- Jangan menyentuh bagian depan masker.
- Cuci tangan setelah melepas masker.
Panduan Mencegah Covid-19 pada Anak-anak: Pemakaian Masker
Pandemi virus corona mengharuskan semua orang menerapkan perilaku dan kebiasaan baru dalam kehidupan sehari-hari, untuk mencegah penularan Covid-19. Kebiasaan baru juga perlu dilakukan oleh anak-anak.
Menurut dr. Yogi Prawira, Sp.A(K), anggota Satgas Covid-19 dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), cara pencegahan utama yang dianjurkan oleh organisasinya adalah anak-anak harus tetap berada di rumah saat pandemi.
Para orang tua perlu memastikan anak-anaknya tidak keluar rumah selama transmisi (penularan) lokal Covid-19 di suatu daerah masih terjadi.
Yogi mengatakan, anak-anak penting untuk tidak keluar rumah, kecuali ada keperluan mendesak, seperti periksa ke rumah sakit dan menjalani vaksinasi.
"Termasuk kegiatan belajar-mengajar, sebaiknya di rumah," kata Yogi saat acara diskusi "Panduan Memakai Masker Untuk Anak" yang disiarkan akun Youtube BNPB.
Jika terpaksa keluar rumah, Yogi menyatakan, penggunaan masker tidak direkomendasikan untuk anak-anak berusia di bawah 2 tahun. Sebab, pemakaian masker dikhawatirkan akan mengganggu pernapasan anak berusia di bawah 2 tahun.
"Alternatifnya, anak usia di bawah 2 tahun boleh memakai face shield [pelingdung wajah], dengan syarat ada pengawasan yang ketat dari orang tua atau pengasuh," ujar Yogi.
"Pilihan lain, bisa memakai kereta dorong [bayi] yang ada penutupnya. Intinya untuk melindungi anak-anak dari paparan droplet," tambah Yogi.
Untuk anak-anak berusia 2 tahun ke atas, Yogi menyatakan IDAI merekomendasikan pemakaian masker dan face shield bagi kelompok usia ini. Dia mengatakan, berdasar pengalaman sejumlah petugas kesehatan, pemakaian masker dan face shield memberikan perlindungan lebih maksimal.
Namun, anjuran tersebut dikecualikan jika terdapat masalah medis yang menghalangi anak-anak usia 2 tahun ke atas memakai masker.
"Misalnya, anak-anak dengan penyakit jantung bawaan, masalah paru yang kronik, atau gangguan mental dan masalah kognitif," terang Yogi.
Panduan WHO memang menyarankan anak berusia 5 tahun ke bawah tidak diwajibkan memakai masker. Namun, kata Yogi, IDAI menilai panduan itu berlaku untuk situasi umum di dunia.
Sementara di Indonesia, saat transmisi atau penularan lokal virus corona masih tinggi, kesadaran orang dewasa untuk memakai masker dengan cara yang benar masih kurang. Oleh sebab itu, IDAI tetap merekomendasikan anak usia 2 tahun ke atas memakai masker saat keluar rumah.
Yogi menerangkan para orang tua juga perlu secara kreatif mengajarkan cara pencegahan Covid-19 kepada anak-anak sejak usia dini. Misalnya, orang tua penting untuk memberi contoh memakai masker setiap keluar dari rumah.
"Mengajarkan memakai masker pada anak, juga perlu bertahap. Bisa latihan dulu berapa lama bisa pakai. Anak usia 2-3 tahun, tidak bisa langsung pakai masker 4 jam terus menerus," ujar dia.
"Seperti mengajarkan cuci tangan. Rekomendasi WHO [cuci tangan] harus 20 detik. Bisa dengan mengajak anak mencuci tangan sambil menyanyikan lagu [selama 20 detik]," Yogi menambahkan.
Memberikan penjelasan tentang pentingnya memakai masker kepada anak-anak, yang sudah bisa berkomunikasi serta mempunyai pemahaman yang baik, disarankan pula oleh Yogi. Pengajaran ini akan membekas pada ingatan anak-anak.
Pengajaran serupa juga perlu dilakukan kepada anak-anak mengenai pentingnya menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain.
Yogi pun menyarankan orang tua perlu mengajarkan pada anak-anak mereka untuk melakukan 3M dan menhindari 3K.
Maksud dari 3M adalah:
- memakai masker dengan cara yang benar;
- mencuci tangan selama 20 detik;
- menjaga jarak dari orang lain minimal 1 meter.
Sedangkan 3K yang harus dihindari adalah:
- kamar tertutup (ruangan dengan udara yang tidak mengalami sirkulasi);
- keramaian (tempat ada banyak orang);
- kontak erat (berdekatan dengan orang berjarak kurang 1 meter selama 15 menit lebih).
Cara-cara pencegahan tersebut, menurut Yogi, perlu diajarkan kepada anak-anak secara terus-menerus selama 3 bulan, atau 90 hari, supaya menjadi kebiasaan baru bagi si kecil.
----------------------------------------
Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Editor: Agung DH