tirto.id - Puasa sunah pada Syawal sangat dianjurkan pengerjaannya dalam Islam. Hukumnya adalah sunah muakadah. Salah satu keutamaan puasa Syawal 6 hari adalah ganjaran pahala seakan-akan berpuasa selama setahun penuh. Berikut ini penjelasan rinci mengenai pahala puasa Syawal 6 hari dan keutamaan mengamalkannya.
Untuk mengerjakan puasa Syawal, umat Islam dapat menggunakan dua cara:
Pertama, dikerjakan selama 6 hari berturut-turut mulai dari tanggal 2-7 Syawal.
Kedua, ditunaikan secara terpisah, namun tetap selama 6 hari pelaksanaan, dengan catatan masih pada Syawal seperti pada tanggal 2, 4, 7, 8, 11, dan 17 Syawal.
Meskipun dapat ditunaikan menggunakan cara terpisah seperti di atas, namun pelaksanaan yang afdal tetap dikerjakan secara beruntun. Syekh Nawawi Al-Bantani melalui kitab Nihayatuz Zain menjelaskan bahwa “menjalankan puasa (6 hari pada Syawal) secara berturut-turut lebih utama [dalam Islam daripada tidak berurutan]”, sebagaimana dilansir NU Online.
Akan tetapi, meskipun tidak dilaksanakan secara berurutan, seorang muslim tetap mendapatkan keutamaan puasa Syawal.
Syekh Nawawi Al-Bantani kemudian melanjutkan bahwa “keutamaan sunah puasa Syawal sudah diraih dengan menjalankan puasa tersebut secara terpisah dari Hari Raya Idulfitri”.
Sama seperti puasa sunah pada umumnya, pelaksanaan puasa Syawal ialah menahan diri dari segala hal yang membatalkannya, seperti makan, minum, hingga berhubungan suami istri, mulai dari terbit fajar shadiq (waktu imsak) hingga terbenam matahari.
Rukun pelaksanaan puasa Syawal sedikit berbeda dengan puasa wajib Ramadan yang harus berniat pada malam harinya.
Seseorang muslim di pagi hari yang belum makan dan minum, kemudian ia menginginkan puasa Syawal, cukup berniat di pagi hari atau menjelang siang, selama belum melakukan pembatal-pembatal puasa.
Dalam hal itu, pelaksanaan puasa Syawal tetap sah. Hal itu dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW sebagaimana sebuah hadis berikut:
“Nabi Muhammad SAW pernah bertanya kepada keluarga beliau, ‘Apakah kalian mempunyai sesuatu (yang bisa dimakan)?’ Ketika keluarga beliau berkata tidak, Rasulullah berkata, 'Kalau begitu sekarang, saya puasa,” (H.R. Muslim).
Pahala dan Keutamaan Puasa Syawal 6 Hari dalam Islam
Puasa Syawal memiliki banyak keutamaan dalam Islam. Salah satu keutamaan puasa Syawal adalah dijanjikan memperoleh pahala seakan-akan berpuasa setahun penuh.
Apabila seorang muslim berpuasa Ramadan, kemudian dilanjutkan berpuasa 6 hari pada Syawal, ganjarannya seperti ia berpuasa setahun penuh.
Hal ini dijelaskan dalam sebuah riwayat hadis dari jalur Abu Ayyub Al-Anshory bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda sebagai berikut:
“Siapa yang berpuasa Ramadan kemudian berpuasa 6 hari pada Syawal, maka dia bagai berpuasa setahun penuh,” (H.R. Muslim).
Penjelasannya, puasa Ramadan memiliki pahala yang dilipatgandakan sama seperti 10 bulan berpuasa. Sementara, puasa 6 hari Syawal memiliki pahala setara berpuasa 60 hari lamanya.
Jika dikalkulasikan, mereka yang berpuasa penuh Ramadan (termasuk qada-nya jika ada yang batal) dan berpuasa Syawal 6 hari, maka akan mendapatkan pahala berpuasa seperti selama setahun penuh.
Hal itu dijelaskan dalam hadis riwayat Tsauban bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda sebagai berikut:
“Siapa yang berpuasa Ramadan, maka pahala puasa sebulan Ramadan itu (dilipatkan sama) dengan puasa 10 bulan, dan berpuasa 6 hari setelah Idulfitri (dilipatkan 10 menjadi 60), maka semuanya (Ramadan dan 6 hari bulan Syawal) genap setahun," (H.R. Ahmad).
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Abdul Hadi