tirto.id - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, masalah pangan menjadi faktor yang paling penting karena berkaitan dengan kebutuhan dasar. Selain itu, pangan juga menjadi faktor penentu dari kekuatan ekonomi sebuah negara. Karenanya, selagi pasokan air masih tersedia sebaiknya percepatan tanam dilakukan secara masif di seluruh Indonesia.
Hal ini disampaikan Mentan SYL saat meninjau jalannya gerakan tanam padi di Desa Maradekaya, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan Sabtu (22/7/2023) kemarin.
Kegiatan ini merupakan rangkaian kerja pemerintah dalam memperkuat posisi pangan nasional, terutama dalam menghadapi tantangan El Nino yang diperkirakan berlangsung hingga September 2023 mendatang.
"Oleh karena itu kekuatan ini harus kita jaga dan harus kita perkuat. Belum selesai Covid kita sudah diancam dengan yang namanya cuaca buruk di seluruh dunia dan besok kita akan menghadapi kemarau ekstrem yang sangat panjang. Karena itu kita sama-sama perkuat posisi pangan kita ke depan melalui percepatan tanam," ucap Mentan SYL dikutip dalam keterangannya, ditulis Minggu (23/7/2023).
"Makanan itu dibutuhkan manusia di seluruh dunia. Dan yang namanya El Nino ini akan kita hadapi hingga September nanti. Oleh karena itu selagi masih ada air kita kejar yuk percepatan tanam ini. Jadi selesai panen langsung tanam karena air masih oke. Alhamdulliah saya bahagia sekali hari ini di kampung saya di Bajeng bisa melaksanakan percepatan tanam," sambungnya.
Mentan SYL berharap, Kabupaten Gowa memiliki kemampuan dan daya tahan luar biasa terhadap berbagai tantangan dan krisis global. Kabupaten Gowa harus mampu berada pada zona hijau dalam mengoptimalkan pertanaman pangan.
"Oleh karena itu lakukan optimalisasi lahan dan pertanaman. Kita berharap besok El Nino ini tidak berdampak signifikan. Artinya antisipasi kita mampu kita implementasikan secara bersama," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Asisten 1 Kabupaten Gowa, Muhammad Russi mengatakan, bahwa luas hamparan yang dilakukan percepatan mencapai 300 hektare. Adapun luas secara keseluruhan di Kecamatan Bajeng mencapai 3.040 hektare dengan rerata produktivitas mencapai 7,2 ton per hektare.
"Kami mendukung upaya Kementan dalam mempercepat pertanaman di wilayah kami. Perlu kami laporkan bahwa hamparan yang ditanam mencapai 300 hektare. Sementara total keseluruhan di kecamatan Bajeng mencapai 3.040 hektare dengan produktivitas 6 sampai 7,2 ton per hektare. Alhamdulliah wilayah ini juga merupakan wilayah pertanian presisi dan sudah masuk zona hijau," jelas Russi.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan kementan, Suwandi, mengatakan bahwa peningkatan indeks pertanaman (IP) padi di Kabupaten Gowa diharapkan bisa menyumbang produksi secara maksimal. Sebab, saat ini menurutnya petani sudah bertanam tiga kali dalam setahun dari pertanaman biasanya yang hanya 2 kali dalam setahun.
"Kuncinya pada kesiapan air dengan teknologi budidaya hemat air. Kemudian tersedia benih super genjah yang tahan kekeringan serta jarak antara panen ke tanam maksimal 14 hari. Dan satu lagi juga didukung asuransi dan akses KUR," pungkas Suwandi.
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Fahreza Rizky