Menuju konten utama

Mensos: Bantuan Kelaparan Papua Hanya Bertahan hingga September

Anggaran untuk memberikan bantuan terhadap bencana tahun ini sudah tidak ada.

Mensos: Bantuan Kelaparan Papua Hanya Bertahan hingga September
Kondisi sebagian anggota suku Mausu Ane yang dijangkau tim Kementerian Sosial RI, 26 Juli 2018. Foto/Kemensos RI

tirto.id - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan bantuan yang diberikan oleh pemerintah kemungkinan hanya bertahan sampai September 2023. Saat ini, pemerintah memberikan bantuan sebesar 25,15 ton.

"Nah itu masalahnya. Itu kurang lebih kemungkinan satu bulan [September] kami harus restock lagi," kata Risma di Kantor Kemensos, Jakarta Pusat, Kamis (3/8/2023).

Politikus PDI-P itu pun merasa khawatir lantaran anggaran yang dimiliki oleh Kemensos saat ini sudah menipis.

"Permasalahannya adalah uangku sudah habis. Saya bingung terus terang ini," ucapnya.

Risma mengaku anggaran untuk memberikan bantuan terhadap bencana tahun ini sudah tidak ada. Ia pun khawatir jika nanti terdapat bencana, Kemensos tidak memiliki anggaran lagi untuk itu.

"Makanya ada beberapa bencana yang kami gak turun. Kemarin [Bencana] Semeru kamu nggak turun. Kenapa? Karena saya khawatir kalau kami turun nanti ada sesuatu yang urgent kami gak ada anggaran," ujarnya.

Bahkan, ia menyatakan Kemensos tidak bisa memberikan bantuan lagi kepada korban pengungsian yang terdampak bencana.

"Kami hanya akan menggunakan buffer stock yang ada di kami. Tapi kami kalo ada pengungsian, kami tidak bisa bantu.

Dirinya pun berencana akan bekerjasama dengan pihak eksternal untuk memberikan bantuan kepada korban kelaparan di Papua Tengah. Termasuk membuat donasi di Kitabisa.com

"Makanya nanti kita akan kerjasama ini, tapi masalahnya kan butuh waktu kan tidak bisa secepatnya. Makanya kemarin saya lapor ke pak Presiden untuk dan ini sebenarnya saya sudah nyurati bulan November tahun lalu karena anggaran kita emang terpotong hampir 50% untuk bencana," ucapnya.

Baca juga artikel terkait BENCANA KEKERINGAN atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Reja Hidayat