tirto.id - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini meminta Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menyiapkan solusi menghadapi musim kering atau El Nino berkepanjangan. Hal tersebut, menurut Anggia, agar petani tidak menurun produktivitasnya akibat cuaca panas yang berkepanjangan.
"Karena ini kita sudah memasuki El Nino harus ada antisipasi yang memang update kepada masyarakat, warga terutama petani, supaya tidak terlalu jatuh produktivitasnya karena enggak ada hujan. Karena perkiraan sampai Oktober nanti akan kekeringan dan ini masyarakat di lapangan sudah banyak kekeringan," ucap Anggia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Kementerian Pertanian di Gedung DPR, Selasa (4/9/2023).
Kementan, kata Anggia juga perlu mempersiapkan pompa air untuk mengairi ladang petani di tengah kekeringan yang terjadi. El Nino yang berkepanjangan ini dikhawatirkan mempengaruhi persediaan pangan di dalam negeri, sehingga diharapkan pemerintah sudah siap mengantisipasinya.
"Harus ada, misalnya, terobosan penyediaan sumber-sumber air, harus ada itu. Kementerian Pertanian kalau misalnya dibutuhkan salah satunya di pompa air, meskipun tidak bisa ambil ke sumur, tetapi bisa mengalirkan. Itu juga menjadi salah satu pertimbangan atau afirmatif yang bisa digunakan untuk para petani," terangnya.
Sebelumnya, El Nino berpotensi mengancam persediaan pangan di Indonesia. Ini bisa terjadi karena El Nino dapat menyebabkan gagal panen sejumlah kebutuhan pangan.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan, puncak musim kemarau diprakirakan terjadi pertengahan Agustus hingga September 2023. Selama kurun itu panas meningkat.
Pengamat Pertanian Center of Reform on Economic (CORE) Eliza Mardian menekankan pentingnya swasembada dengan memanfaatkan berbagai kekayaan alam dan juga petani yang banyak di tanah air, mengantisipasi fenomena El Nino.
"Semestinya bisa mengoptimalkan produksi dalam negeri. Namun kita lihat kebijakan pemerintah yang tidak mendukung petani," ujar Eliza saat dihubungi Tirto, Minggu (27/7/2023).
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Bayu Septianto