tirto.id - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir tak mempersoalkan jika sepeda motor listrik merek Gesits, yang merupakan produk asli Indonesia, dibeli oleh investor asing.
Menurut Nasir, peluang kolaborasi dengan investor asing perlu dibuka karena memungkinkan motor Gesits menjangkau pasar yang lebih luas.
"Biasanya produk itu kalau dimiliki sendiri, formulanya berat, pasarnya berat. Tapi dengan kolaborasi modal, menjadi naik dan pasarnya luas. Itu yang kami harapkan," kata Nasir saat menghadiri acara "Indonesian Startup Summit" di JIExpo, Jakarta Pusat, Rabu (10/4/2019).
Nasir juga menilai kolaborasi dengan investor bisa menjadi solusi untuk menghadapi industri yang kian kompetitif. Oleh karena itu, ia tak mempersoalkan jika kelak Gesits dibeli oleh investor asing.
"Kalau masalah dibeli oleh asing itu adalah kaitannya dengan masalah pasar. Tidak berarti terus dibeli kita enggak bisa apa-apa. Kita harus membuat inovasi lagi," ujar Nasir.
Gesits adalah talent startup binaan Kemenristekdikti yang dicetuskan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Produksi sepeda motor listrik ini mulanya hasil kolaborasi akademikus dari sejumlah kampus, terutama ITS, dengan BUMN.
Untuk memproduksi motor ini secara massal, PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi (WIKON) dan PT. Gesits Technologies Indo (GTI) membentuk perusahaan patungan bernama PT. Wijaya Manufakturing (PT. WIMA).
Sepeda motor Gesits rencananya diluncurkan di acara Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 pada 25 April mendatang. Produksinya ditargetkan per bulan sebanyak 5000 unit dan 60 ribu unit per tahun.
"April akan diproduksi massal. Bulan Mei, mudah-mudahan bisa dipasarkan segera," kata Nasir.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Addi M Idhom