Menuju konten utama

Menlu: Bebaskan Sandera Harus Hati-Hati

Menlu Retno mengatakan, perlu kewaspadaan dalam membebaskan 10 WNI yang disandera di Filipina Selatan.

Menlu: Bebaskan Sandera Harus Hati-Hati
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Antara foto/Widodo S. Jusuf.

tirto.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, untuk dapat membebaskan 10 Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera di Filipina Selatan diperlukan langkah yang sangat hati-hati.

"Dari pantauan lapangan sampai tadi malam, suasana di lapangan sangat dinamis dan memerlukan suatu pendekatan yg sangat hati-hati," kata Retno di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (3/8/2016).

Retno mengungkapkan, keselamatan para korban sandera selalu menjadi prioritas utama pemerintah.

Ia juga mengaku telah melaporkan ke Presiden Joko Widodo tentang situasi terkini para korban sandera di Filipina.

"Komunikasi kita jalin terus dan kemarin kita bicara ke keluarga. Kita yakinkan kepada keluarga mengenai komitmen pemerintah untuk sesegera mungkin dapat membebaskan, tetapi situasi lapangan dari waktu ke waktu tidak sama. Kesulitan-kesulitan di lapangan tidak sama dan kesulitan-kesulitan di lapangan tidak pada tempatnya bila disampaikan kepada pihak keluarga," katanya.

Sementara itu, dalam pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickramasinghe, kedua negara membahas kerja sama kontra terorisme.

"Setiap bicara dengan radikalisme, ekstremisme dan terorisme maka Indonesia selalu di pihak terdepan yang diajak kerja sama," kata Menlu Retno usai mendampingi Presiden Jokowi saat bertemu dengan Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickramasinghe.

Ia mengatakan, Sri Lanka menilai Indonesia merupakan negara Muslim terbesar sekaligus plural dan majemuk yang berhasil untuk menyebarkan toleransi dan moderasi.

Perdana Menteri Ranil harapkan Sri Lanka dan Indonesia dapat memperkuat kerja sama untuk kontraradikalisme, ekstremisme dan terorisme.

Sejumlah menteri yang mendampingi Joko Widodo dalam pertemuan tersebut, antara lain Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumardi, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Sebelumnya, pada Senin (18/7/2016), Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu memaparkan dari WNI yang disandera di Filipina, 10 WNI berada di Panamao, sedangkan tiga lainnya terpisah di Pulau Lapac.

Semua WNI adalah anak buah kapal (ABK) yang membawa batubara dari wilayah Indonesia ke Filipina.

Baca juga artikel terkait WNI DISANDERA

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto