tirto.id - Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta pada 14 September 2020 menjadi perhatian nasional. Jajaran menteri sampai anggota dewan protes setelah kebijakan tersebut diumumkan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan kenapa mereka turut serta terlibat dalam percakapan.
Jakarta merupakan saraf perekonomian nasional. 20 persen aktivitas ekonomi berada di sana. Maka dari itu kebijakan apa pun yang diambil oleh DKI akan memengaruhi nasional, katanya. Dan pengaruhnya saat itu negatif.
"Kemarin langsung memberikan dampak ke pasar modal dan pasar uang," jelas dia dalam diskusi bertajuk Anies Rem Darurat, Ekonomi Tercekat, Minggu (13/9/2020).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 5 persen, sehingga Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk menghentikan sementara perdagangan terhitung mulai pukul 10.36 waktu JATS, Kamis (10/9/2020) atau sehari setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan akan memberlakukan lagi PSBB, berdasarkan Peraturan Kep-00024/BEI/03-2020.
Kondisi ini tidak berlangsung lama. Pasar merespons positif usai koordinasi daerah dan pusat pada Jumat (11/9/2020). "Pasar bereaksi positif karena sudah lihat ada koordinasi antara daerah dan agenda nasional."
Ia juga mengkritik alasan PSBB karena menurutnya "sistem kesehatan kita tidak kolaps, sistem kesehatan kita masih baik."
Narasi berbeda disampaikan Anies saat mengumumkan PSBB. Ia mengatakan tanpa intervensi kamar isolasi penanganan COVID di Jakarta akan penuh tanggal 17 September. "Sesudah itu tidak mampu menampung pasien COVID lagi dan ini waktunya tinggal sebentar," kata Anies.
Pemprov DKI memang akan meningkatkan kapasitas ICU menjadi 4807 atau naik 20 persen dari kapasitas saat ini. Tapi itu percuma, katanya, "bila tidak disertai dengan pembatasan penularan secara ketat seperti sekarang ini."
Ia bilang tanpa PSBB "tempat tidur itu pun akan penuh di pekan kedua Oktober."
Anies memastikan lagi akan menerapkan PSBB hari ini, Minggu (13/9/2020). Ia bilang PSBB kali ini akan fokus di perkantoran karena di sanalah penularan banyak terjadi selama dua pekan terakhir.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Rio Apinino