tirto.id - "Menjadi orang berusia 70 tahun itu membosankan. Aku tak ingin menjadi seperti itu. Aku akan mati lalu menghilang. Aku sama sekali tak punya keinginan jadi orang berusia 70."
Freddie Mercury mengucapkan kalimat itu pada 1979. Queen, band yang dia komandoi, sedang dalam masa prima. Mereka baru merilis album jazz, yang berisikan dua lagu abadi mereka, "Don't Stop Me Now" dan "Jealousy". Usia Freddie masih 33 tahun kala itu. Keinginan vokalis kelahiran Tanzania ini toh tercapai juga. Pada 1991, di usianya yang ke 45, dia berpulang. Jauh dari umur 70. Tidak dilanda kebosanan yang dia takutkan.
Tapi apa benar usia 70 itu membosankan? Kalau kamu bertanya itu ke Keith Richards, hanya tertawaan yang akan kamu dapatkan. Gitaris The Rolling Stones itu kini berusia 72 tahun dan dia tampak menikmati hidup ketimbang tahun-tahun sebelumnya.
"Aku suka menjadi Keith yang tua," katanya dalam wawancara bersama Stephen Rodrick, dua tahun silam.
Di usia yang ke 72, Keith sudah memutuskan berhenti memakai narkoba dan menenggak alkohol. Kecuali sedikit ganja. Kecuali membasahi tenggorokan dengan sedikit wine. Itu dilaluinya tanpa pergi ke panti rehabilitasi. "Aku tahu kapan harus berhenti," katanya.
Yang menakjubkan—selain dia punya deposit umur berlebih, mengingat kebiasaan buruknya dalam narkoba dan minuman beralkohol sejak dekade 1960an—adalah dia masih aktif bermain musik. Entah itu bersama Rolling Stones, atau untuk proyek pribadinya. Pada 2010 silam, Keith mengeluarkan buku biografinya yang diberi judul singkat: Life. Tapi isinya padat.
Selain berkisah soal ukuran batang Mick Jagger yang disebutnya "besar biji ketimbang pelir", buku itu juga mengisahkan tentang kehidupan masa kecil Keith yang penuh dengan perisakan, hingga kebiasaan memakai narkoba yang membuatnya kini tak mempan dibius.
Pada 2015, Keith merilis album solonya yang ketiga, Crosseyed Hearts. Album solo sebelumnya adalah Main Offender yang dirilis pada 1992. Pada 2016, giliran Rolling Stones yang mengeluarkan album berjudul Blue & Lonesome. Ini adalah pertama kalinya Rolling Stones merilis album yang sepenuhnya lagu-lagu kover. Ada lagu milik Buddy Johnson, Howlin' Wolf, Willie Dixon, hingga Memphis Slim di sana.
Sebagai rocker dengan gaya hidup ugal-ugalan yang dipelihara sejak lebih dari setengah abad, wajar kalau banyak orang tak menyangka kalau Keith akan bisa mencapai usia 70. Bahkan mencapai angka 50 pun adalah keajaiban.
"Beberapa dokter memvonis aku hanya punya enam bulan untuk hidup. Tapi ternyata aku yang pergi melayat mereka," katanya suatu saat.
Keith tidak sendiri. Ada banyak musisi yang masih aktif di usianya yang lewat dari kepala 6, bahkan kepala 7. Kalaupun tidak mengeluarkan album, mereka masih rutin mengadakan konser, bahkan tur. Ada pula yang menulis buku.
Semisal Patti Smith. Perempuan yang kerap dijuluki sebagai punk poet laureate ini masih tetap fit di usianya yang ke 69 ini. Dia masih aktif, baik sebagai musisi maupun penulis. Pada 2012, perempuan yang dikenal karena lagu "Because the Night" ini mengeluarkan album Banga. Kemudian pada 2015, Patti merilis buku audio berjudul M Train. Buku ini masuk dalam nominasi Grammy kategori Best Spoken Word Album.
Selain Patti, kita tentu masih ingat Lemmy Kilmister dan David Bowie. Ya, dua nama ini memang sudah meninggal. Lemmy pada Desember 2015, dan Bowie pada Januari 2016. Tapi di ujung usianya, dua musisi ini masih sempat merilis album. Lemmy bersama Motorhead masih sempat merilis album berjudul Bad Magic pada Agustus 2015. Empat bulan setelahnya, Lemmy meninggal di usia 70 tahun.
Sedangkan Bowie, sama seperti Lemmy, sakit-sakitan di usia tuanya. Tapi pada 8 Januari 2016, tepat di hari ulang tahunnya ke 69, Bowie merilis album ke 25-nya, Blackstar. Dua hari kemudian, Bowie meninggal dunia. Album ini mendapat pujian dari para kritikus, dan disebut-sebut sebagai salah satu album terbaik Bowie
Selain nama-nama itu, kita bisa menyebut Sting (65), Tom Petty (66), Eric Clapton (71), Paul McCartney (74), juga David Gilmour (70). Di Indonesia, musisi yang masih aktif selepas usia 60-an adalah God Bless. Mereka baru saja merilis album baru, Cermin 7. Album itu juga menandai kiprah mereka selama 43 tahun di industri musik Indonesia. November lalu, saat tampil dalam konser "The Sounds Project," penampilan mereka amat prima. Bisa bikin malu band-band muda dengan skill pas-pasan tapi lagak segudang.
Nama-nama di atas adalah bukti bahwa rock n roll dan umur seringkali tidak berkaitan. Dulu The Who, band rock asal Inggris, pernah membuat adagium legendaris dalam lagu "My Generation": I hope I die before get old. Semoga aku mati sebelum jadi tua.
Menjadi tua memang kerap identik dengan masa yang menyusahkan. Tenagamu tak lagi prima. Bergerak pun susah. Apalagi bikin musik. Jadi mending mati saja, pikir gerombolan mod rocker itu. Apalagi di usia 70, yang memikirkannya saja sudah membuat seorang Freddie bergidik. Karenanya, menjadi tua dalam rock n roll itu sama dengan nestapa yang tak tertanggungkan.
Tapi ternyata banyak pula rocker-rocker yang masih bisa bertahan hingga tua, bahkan tua sekali untuk ukuran manusia normal. Dan mereka baik-baik saja. Menjalani hidup dengan santai, dan tetap membuat musik. Walau ada pula yang sudah sakit-sakitan. Tentu saja jangan tanya mereka resep panjang umur, sebab sebagian besar dari mereka juga heran kenapa tak juga koit.
"Ini adalah kehidupan rock n roll. Dan kamu harus menjalaninya sendiri. Tak ada buku panduan yang mengajari bagaimana cara menjalaninya."
Kata siapa lagi kalau bukan Keith Richards.
Penulis: Nuran Wibisono
Editor: Maulida Sri Handayani