tirto.id - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki menjelaskan, Presiden Joko Widodo sudah menyetujui untuk membangun pabrik olahan kecil untuk mengolah Tandanan Buah Segar (TBS) menjadi minyak makan merah. Langkah yang dilakukan pemerintah saat ini adalah strategi untuk mengakomodir stok melimpah TBS sawit.
Teten menjelaskan, minyak makan merah sehat dan memiliki kandungan protein yang tinggi. Selain itu minyak makan merah juga memiliki kandungan vitamin A dan E.
“Malaysia sudah memproduksi dan diekspor ke Cina untuk mengatasi kekurangan vitamin A dan di dalam negeri sebenarnya sudah ada juga industri yang sudah bikin produk ini. Cuma pak presiden minta memang ini piloting dulu karena market minyak makan merah ini kan masih belum terbentuk karena udah terlanjur minyak goreng yang bening padahal yang merah itu justru jauh lebih sehat dan di sini juga bisa dipakai untuk program stunting,” ujar dia, Senin (18/7).
Teten menjelaskan perbedaan dari minyak goreng dan minyak makan merah. Ada proses yang berbeda, jika minyak goreng yang saat ini diolah memiliki warna kuning dan bening. CPO sudah diproses melalui pemutihan. Proses tersebut justru membuat Vitamin A terbuang. Berbeda dengan minyak makan merah yang punya kandungan pro Vitamin A yang sangat tinggi.
“Jadi ini teknologi ini [proses olahan] sudah dirancang oleh pusat penelitian kelapa sawit di Medan dan ini di bawah BUMN dan ini yang sekarang target kita segera PPKS pusat penelitian kelapa sawit segera membuat detil enginering design nya yang segera kami akan produksi untuk tadi piloting tadi,” jelas dia.
Selain itu mengenai harga, Teten menjelaskan minyak makan merah akan memiliki harga yang jauh lebih murah daripada minyak goreng biasa. Karena petani sawit nantinya bisa mengolah sendiri hasil panennya tanpa harus memasok ke pabrik minyak sawit.
“Harga jualnya ke pasarnya lebih murah, karena prosesnya lebih sederhana lalu juga si petani dari ongkos produksi untuk menjual sawitnya kan ini kan minimum seribu hektar ya, kita target kita memproduksi 10 ton per hari itu butuh sawit nya sekitar 50 ton per hari atau 1.000 hektar. Jadi setiap seribu hektar itu akan ada ini, pabrik ini,” tandas dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Anggun P Situmorang