Menuju konten utama

Mengenal Entomophobia, Rasa Takut Terhadap Serangga

Mengenal entomophobia atau rasa takut terhadap serangga, apa penyebab dan cara mengobatinya. 

Mengenal Entomophobia, Rasa Takut Terhadap Serangga
Entomophobia. foto/istockphoto

tirto.id - Entomophobia adalah ketakutan terhadap serangga. Menurut Cleveland Clinic, orang dengan phobia semacam ini akan merasa sangat gelisah ketika melihat, berpikir, atau berinteraksi secara langsung dengan serangga.

Bahkan, menurut Medical News Today, seseorang yang memiliki phobia yang spesifik semacam ini, bila ia bertemu, atau hanya memikirkan tentang pemicu rasa takutnya ini, bisa memunculkan berbagai gejala gangguan mental dan fisik yang cukup parah.

Phobia semacam ini adalah salah satu jenis gangguan kecemasan. Phobia ini akan muncul ketika ia memiliki ketakutan yang sangat intens terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu mengancam hidup mereka.

Menurut National Institute of Mental Health, seperti dilansir dari Medical News Today, seseorang dengan phobia semacam ini, mungkin saja sadar kalau ketakutan mereka itu sebenarnya irasional atau tidak masuk akal.

Penyebab dan Gejala Entomophobia

Seseorang bisa memiliki entomophobia, mungkin saja, karena ia memiliki pengalaman yang sangat traumatis dengan serangga.

Secara lebih jelas, menurut Cleveland Clinic, beberapa penyebab mengapa seseorang bisa terkena entomophobia di antaranya adalah berikut ini:

- Pengalaman masa lalu yang traumatis: Seseorang yang memiliki pengalaman traumatis yang berhubungan dengan serangga sangat mungkin, pada akhirnya, memiliki entomophobia.

Contohnya: bila seseorang pernah disengat lebah, sehingga menyebabkan reaksi alergi yang sangat parah, semenjak itu ia menjadi sangat ketakutan, bahkan bisa sakit fisik bila melihat atau hanya memikirkan tentang lebah.

- Iritasi kulit akibat kondisi lingkungan: Seseorang yang memiliki alergi kulit terhadap polen, lumut atau berbagai pemicu alergi kulit di sekitar lingkungannya, pada akhirnya, mungkin saja akan menyalahkan lebah bila ia mengalami gatal-gatal parah pada kulitnya.

- Sejarah keluarga: Seseorang bisa terkena entomophobia bila ia memiliki keluarga atau orang tua yang juga memiliki entomophobia, atau beberapa phobia yang spesifik. Seseorang itu bisa menjadi lebih gelisah bila ia memiliki warisan mutasi genetik akibat sejarah keluarga itu.

- Modeling: Seseorang bisa terkena entomophobia bila ia sering berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki entomophobia.

Beberapa gejala entomophobia seperti dilansir dari Healthline adalah berikut ini:

- Rasa takut yang sangat intens yang datang tiba-tiba atau rasa gelisah yang tak terkontrol ketika melihat atau berpikir tentang serangga

- Rasa gelisah yang semakin parah ketika serangga datang mendekat

- Ketidakmampuan untuk mengontrol rasa takut walaupun ia tahu bahwa rasa takut itu tidak masuk akal

- Diri menjadi tidak berfungsi dengan baik ketika rasa takut yang intens itu datang tiba-tiba

- Melakukan apapun untuk menghindari bertemu dengan serangga, seperti menghindari taman, ruang bawah tanah, atau berbagai kegiatan yang mungkin akan bisa bertemu dengan serangga

Cara Mengobati Entomophobia

Ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi ketakutan terhadap serangga atau entomophobia ini.

Tujuan utama dari pengobatan entomophobia ini menurut Healthlineadalah supaya phobia ini tidak mengganggu kualitas hidup seseorang dengan cara mengelola reaksi seseorang itu terhadap serangga.

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi entomophobia, seperti dilansir dari Healthline adalah berikut ini:

Exposure therapy

Exposure therapy ini merupakan terapi yang membuat seseorang harus belajar menghadapi ketakutannya secara langsung.

Dengan terapi ini, orang yang memiliki entomophobia akan dihadapkan secara bertahap dengan sumber ketakutannya, dalam hal ini adalah serangga.

Secara perlahan, dan dilakukan secara berulang, ia akan dihadapkan atau dipertemukan dengan serangga hidup.

Tujuannya untuk membantu mengubah respon orang itu, ketika ia berhadapan langsung dengan serangga.

Sesi terapi ini akan dimulai dengan membicarakan mengenai ketakutan orang itu terhadap serangga. Ia juga akan ditunjukkan foto-foto atau berbagai video serangga. Pada tahapan lebih lanjut, ia akan dihadapkan langsung dengan serangga hidup dalam lingkungan yang terkontrol.

Cognitive Behavioural Therapy (CBT)

Terapi ini berpusat pada pikiran serta kepercayaan seseorang terhadap sumber-sumber ketakutannya, serta bagaimana sumber-sumber ketakutan itu memengaruhi dirinya.

CBT adalah pengobatan yang dipadukan dengan exposure therapy serta berbagai jenis behavioral therapy untuk mengubah cara seseorang itu berpikir tentang pemicu ketakutannya serta bagaimana ia bereaksi terhadap ketakutannya itu.

Tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan kemampuan mengontrol pikiran-pikiran serta perasaan-perasaan yang muncul, sehingga seseorang itu tidak lagi merasa kelelahan atau terganggu akibat perasaan yang intens ataupun reaksi yang berlebihan.

Pengobatan secara medis

Tergantung dari berbagai gejala entomophobia yang muncul, dokter mungkin akan memberikan beberapa resep obat untuk mengatasi kegelisahan atau berbagai gejala ketakutan yang muncul.

Obat-obatan untuk mengatasi gangguan kecemasan seperti benzodiazepines, yang merupakan obat sedative, seringkali diresepkan untuk mengatasi kecemasan akibat entomophobia.

Obat ini bisa membuat kecanduan, oleh karena itu hanya direkomendasikan untuk penggunaan dalam waktu singkat.

Selain itu ada juga obat jenis beta-blockers yang digunakan untuk memblok efek adrenalin, yaitu kenaikan detak jantung serta tekanan darah, jantung palpitasi, serta gemetar.

Juga ada antidepresan yang dapat meredakan kecemasan dan ketakutan berlebih.

Pengobatan di rumah

Mengubah gaya hidup, atau mencoba beberapa pengobatan alami dapat membantu mengurangi gangguan kecemasan yang muncul akibat entomophobia.

Beberapa pengobatan alami yang bisa dilakukan secara mandiri di rumah di antaranya adalah:

  • teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, ataupun teknik pernapasan diafragma
  • berlatih mindfulness
  • olahraga secara rutin
  • mengurangi kafein serta pengurangan asupan berbagai zat yang mampu menstimulasi rasa cemaS
  • bergabung dalam support group agar bisa berbagi pengalaman.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Yandri Daniel Damaledo