tirto.id - Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan hubungan kerjasama antarnegara anggota ASEAN yang fokus pada bidang ekonomi dalam bentuk perdagangan bebas. Apabila tidak mampu bersaing dengan keunggulan ekonomi negara lain, MEA bisa menimbulkan dampak negatif bagi Indonesia seperti produk yang kalah bersaing, eksploitasi hasil alam, dan ketenagakerjaan.
Hal ini dikarenakan MEA memungkinkan setiap negara anggota ASEAN melakukan kegiatan ekonomi secara bebas di kawasan Asia Tenggara.
Dengan demikian setiap negara ASEAN dapat menjual barang dan atau jasa dengan lebih mudah kepada negara yang berada di kawasan tersebut.
Ide mengenai MEA ditetapkan di Bali pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2002. Para anggota ASEAN sepakat untuk membentuk kawasan perdagangan tunggal yang mulai berlaku pada tahun 2015. Namun, MEA baru bisa diterapkan pada tahun 2016.
Mengutip buku Modul 6 Geografi Paket C (2020) terbitan Kemendikbud, pembentukkan MEA, dapat menimbulkan dampak positif dan juga negatif bagi Indonesia.
Di satu sisi MEA memberikan peluang bagi masyarakat Indonesia untuk menunjukkan kualitas dan kuantitas produk Sumber Daya Manusia (SDM) kepada negara lain dengan lebih mudah.
Akan tetapi, MEA juga dapat memberi dampak negatif apabila Indonesia tidak siap untuk menghadapi pasar bebas, serta cara memanfaatkannya. Terlebih, jika SDM yang ada di Indonesia tidak memiliki kompetensi untuk bersaing dengan negara lain.
Dampak Negatif MEA Bagi Indonesia
Dikutip dari buku Modul Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Paket A (2020) terbitan Kemendikbud, berikut ini adalah dampak negatif dari MEA untuk mesyarakat Indonesia.
1. Kompetitif atau Persaingan Kualitas Produk
Dengan berlakunya pasar bebas di kawasan Masyarakat Ekonomi ASEAN, kompetisi barang yang muncul di pasaran akan semakin banyak. Karenanya, akan ada lebih banyak barang dari luar negeri (impor) yang masuk
ke Indonesia.
Hal ini dapat menjadi ancaman bagi pertumbuhan industri lokal Indonesia. Jika kualitas industri lokal kalah dengan produk
luar negeri, masyarakat akan memilih membeli produk luar negeri di banding produk negeri sendiri.
Oleh karena itu, kualitas barang yang diproduksi di dalam negeri harus dipertahankan kualitasnya, bahkan ditingkatkan. Hal ini penting agar berbagai produk industri Indonesia tetap bisa bersaing dalam pasar bebas ASEAN.
2. Eksploitasi Hasil Alam
Dampak negtif dari MEA lainnya adalah eksploitasi hasil alam yaitu pengambilan ketersediaan sumberdaya alam yang ada di Indonesia.
Dengan berlakunya MEA, pengambilan Suber Daya Alam (SDA) Indonesia bisa dilakukan secara besar-besaran oleh negara lain.
Padahal Indonesia memiliki pasokan SDA yang lebih banyak diabanding negara lain di ASEAN.
Jika tidak memiliki kemampuan mengolahnya karena tidak memiliki peralatan canggih dan tenaga ahli, hal ini dapat dimanfaatkan negara lain yang memiliki peralatan canggih dan tenaga ahli dalam mengolah hasil alam Indonesia.
Pengerukan hasil alam yang dilakukan besar-besaran, tidak hanya merugikan bagi Indonesia, tetapi juga berdampak pada kerusakan alam.
3. Ketenagakerjaan
Pada sisi ketenagakerjaan, Indonesia dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas masih kalah bersaing dengan tenaga kerja negara lain seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Dengan adanya pasar bebas, tenaga kerja asing yang memiliki kompetensi bagus akan lebih mudah masuk dan bekerja di Indonesia.
Sementara tenaga kerja Indonesia yang memiliki kompetensi rendah akan kehilangan kesempatan bekerja di negeri sendiri.
Dampak negatif tersebut juga berlaku untuk negara ASEAN lain yang tidak siap menghadapi pasar bebas dalam masyarakat ekonomi ASEAN.
Penulis: Permadi Suntama
Editor: Maria Ulfa