tirto.id - Di tengah gempuran pandemi COVID-19, banyak pekerja yang terkena imbasnya. Menurut Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo, terdapat 1.722.958 orang yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi corona. 375.165 pekerja terkena PHK dan 1.032.960 dirumahkan. Ada pula 314.833 pekerja di sektor informal yang juga terdampak.
Tidak berhenti sampai di situ, jika pandemi corona tak kunjung mereda, Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi angka pengangguran akan terus meroket. Ia menyatakan bahwa pada skenario sangat berat, akan ada tambahan pengangguran sebanyak 5,23 juta orang.
Hal ini merupakan pukulan yang amat keras bagi keberlangsungan ekonomi Indonesia, baik itu dalam skala besar, maupun lingkup kecil. Pekerja yang terkena imbasnya menjadi korban langsung, terutama bagi yang kehilangan pekerjaannya dan dirumahkan karena COVID-19.
Dr. Gail Saltz, lektor kepala di bidang psikiatri dari New York Presbyterian Hospital Weill-Cornell School of Medicine menyatakan, kehilangan pekerjaan secara umum berdampak buruk bagi kesehatan mental pekerja. Apalagi di situasi pandemi COVID-19 ini, tekanannya memiliki dampak yang jauh lebih besar.
"Jelas terdapat ketidakpastian. Keadaannya amat sulit jika kehilangan pekerjaan. Di keadaan seperti ini, bagaimana cara memperoleh pekerjaan gantinya?" papar Dr. Gail Saltz, sebagaimana dilansir Healthline.
Kehilangan pekerjaan atau terkena PHK dapat menumbuhkan kecemasan bagi karyawan, terutama dalam kondisi COVID-19. Rasa cemas berlebih ini memiliki dampak buruk, tidak hanya berimbas pada mental psikologis seseorang, melainkan juga keadaan fisiknya. Mulai dari gangguan psikosomatis, hingga dapat juga mengurangi daya tahan tubuh.
Dilansir dari Psychology Today, merasa cemas di tengah penyebaran penyakit malah berisiko menjadikan seseorang rentan terpapar virus.
Perasaan cemas dan stres berlebihan menjadikan tubuh melepaskan hormon kortisol, yang mana dapat menekan imun badan sehingga kekebalan tubuh dapat berkurang dalam melawan kontaminasi virus.
Oleh sebab itu, bagaimanakah cara mengatasi kecemasan akibat kehilangan pekerjaan karena pandemi COVID-19?
Laman Help Guide menuliskan beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi kecemasan sebagai berikut:
1. Menerima keadaan dan menghadapi kecemasan
Merasa sedih, cemas, dan khawatir merupakan respons normal ketika kehilangan pekerjaan. Jika sudah terjadi, kondisi tersebut tak bisa ditolak dan dimungkiri lagi.
Oleh sebab itu, berikan waktu bagi diri sendiri untuk beradaptasi dengan keadaan baru tersebut. Kendati tidak menyenangkan, namun menyangkal keadaan dan menyingkirkan perasaan negatif yang dirasakan cenderung akan memperburuk keadaan.
Belajarlah untuk menerima keadaan dan realitas buruk yang sedang dihadapi. Namun, di saat bersamaan juga, berpikirlah positif bahwa kehilangan pekerjaan tersebut hanyalah kondisi sementara yang akan segera berlalu.
2. Terbuka ke orang lain mengenai kehilangan pekerjaan
Merasa malu dan menarik diri karena kehilangan pekerjaan merupakan reaksi natural yang akan dilakukan di masa-masa awal keadaan sulit. Namun, ingatlah bahwa kontak sosial merupakan obat stres yang paling ampuh.
Tidak ada yang lebih baik daripada berterus terang kepada orang terdekat mengenai kehilangan pekerjaan dan meminta orang lain mendengarkan dan menerima keadaan kita.
Dengan sikap terbuka kepada orang lain, tidak mustahil, orang tersebut turut menyumbang bantuan, menambah relasi, atau pun mengembangkan jaringan pekerjaan yang tak pernah diduga sebelumnya.
3. Melakukan aktivitas baru dan menambah relasi
Selepas kehilangan pekerjaan, akan ada banyak waktu luang untuk dapat meluaskan jaringan pertemanannya. Menjalin relasi dan komunikasi dengan orang lain dapat meringankan kecemasan yang seseorang rasakan.
Selama ada waktu luang itu juga, seseorang dapat mencoba aktivitas-aktivitas baru, mengasah hobi lama yang tidak sempat dikerjakan, hingga bergabung dengan organisasi-organisasi sosial di wilayah tempat tinggalnya.
4. Meminta bantuan atau dukungan dari keluarga
Jika yang kehilangan pekerjaan adalah tulang punggung keluarga, maka imbasnya akan dirasakan oleh seluruh anggota keluarga yang lain.
Oleh karenanya, jangan sampai kecemasan dan stres hanya ditanggung sendirian. Dukungan dan bantuan dari anggota keluarga amat berguna, terutama di keadaan sulit tersebut.
5. Berolahraga untuk mengurangi stres
Jika selama bekerja, tidak ada waktu yang cukup untuk berolahraga, maka selama mencari lowongan pekerjaan baru, seseorang dapat meluangkan waktu untuk kembali aktif berolahraga. Bagaimanapun juga, olahraga dapat menurunkan tekanan stres yang dirasakan individu.
Tetapkan jadwal setidaknya 30 menit untuk berolahraga setiap harinya. Selain itu, untuk menurunkan stres secara maksimal, cobalah fokus untuk melakukan aktivitas fisik, misalnya melalui olahraga tadi, alih-alih memikirkan masalah atau merenungkan kehilangan pekerjaan yang dialami.
6. Berpikir positif dan mencari peluang kerja baru
Berusahalah berpikir positif dan mengambil hikmah dari musibah yang sedang terjadi. Selama masa jeda, Anda dapat menyusun rutinitas baru dan membuat rencana pencarian kerja.
Jika tujuan yang akan Anda capai tampaknya terlalu besar, cobalah untuk merincinya menjadi rencana-rencana kecil yang dapat dilakukan sedikit demi sedikit setiap harinya.
Fokus pada hal-hal yang dapat dikontrol, serta kurangilah rasa khawatir pada keadaan yang di luar kendali Anda.
Sebagaimana kata pepatah, di balik hujan yang lebat, terdapat pelangi yang indah. Keadaan sulit saat pandemi COVID-19 tentunya memberikan hikmah dan pembelajaran yang tak ternilai harganya.
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Alexander Haryanto