tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan angka pengangguran diprediksi bakal bertambah seiring anjloknya pertumbuhan ekonomi selama tahun 2020. Ia mencatat jika skenario sangat berat atau pertumbuhan ekonomi terkontraksi 0,4 persen akan ada tambahan penganggur 5,23 juta orang. Bila ekonomi masih tumbuh 2,3 persen, maka pengangguran bertambah 2,92 juta orang.
“Jadi COVID-19 memberikan ancaman baik permintaan dan produksi yang memengaruhi outlook perekonomian kita dan juga kemiskinan dan pengangguran,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual, Senin (18/5/2020).
Untuk angka kemiskinan, Sri Mulyani memperkirakan pada skenario sangat berat, jumlah orang miskin bisa bertambah 4,86 juta. Lalu jika skenario berat, jumlah orang miskin bertambah 1,89 juta orang.
Ia bilang kenaikan dua indikator ini terjadi lantaran terpukulnya permintaan dan penawaran karena COVID-19. Ia mencatat ekspor dan impor pada tahun 2020 ini semakin melemah padahal pada 2019 lalu trennya sudah menurun.
Lalu ia juga mencatat pada tahun 2020 ini konsumsi sudah jatuh di angka 2,7 persen per Q1 2020 melambat dari Q1 2019 yang masih tumbuh 5,3 persen. Lalu investasi yang diukur dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) anjlok menjadi 1,7 persen padahal tahun 2019 masih tumbuh di atas 5 persen.
Belum lagi secara sektoral sudah banyak yang terkena dampaknya. Misalnya perdagangan, transportasi, akomodasi, makanan minuman sampai manufaktur.
“Dari sisi konsumsi maka langkah-langkah pemerintah untuk memberi subsidi bansos pada masyarakat miskin dan rentan secara lebih luas menahan merosotnya konsumsi yang terlihat turun tajam. ini tidak mensubtitusi konsumsi tapi bisa menjaga pada level yang memenuhi kebutuhan masyarakat basic needs,” ucap Sri Mulyani.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti