Menuju konten utama

Pertumbuhan Ekonomi Q1 2020 Hanya 2,97 Persen, Terendah Sejak 2001

Wkonomi Indonesia pada kuartal I 2020 hanya tumbuh sebesar 2,97 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Q1 2020 Hanya 2,97 Persen, Terendah Sejak 2001
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto (tengah) didampingi Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri Kemenko Polhukam Wawan Kustiawan (kiri) dan Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Margo Yuwono (kanan) menyampaikan laporan Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Tahun 2018 di Jakarta, Senin (29/7/2019).ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/ama.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I (Q1) 2020 hanya sebesar 2,97 persen. Pertumbuhan ini melambat dari posisi yang sama di tahun 2019 atau secara year on year (yoy) yang masih mencapai 5,07 persen.

“Dibandingkan Q1 2019 maka pertumbuhan ekonomi pada Q1 2020 tumbuh 2,97 persen,” ucap Kepala BPS Suhariyanto dalam siaran live di akun Youtube BPS, Selasa (5/5/2020).

“Terendah sejak Q1 2001, tapi tidak bisa dibandingkan seperti itu ya karena saat ini kita diliputi ketidakpastian,” tambahnya.

Adapun angka yang diumumkan BPS ini jauh di bawah prediksi optimistis pemerintah di kisaran 4,5 persen. Prediksi ini diucapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rapat virtual bersama Badan Anggaran DPR RI, Senin (4/5/2020) lalu.

Dalam asumsinya, Sri Mulyani masih optimistis kalau investasi masih tumbuh 8 persen di Q1 2020. Lalu ekspor ia perkirakan masih tumbuh 2,9 persen dan impor tetap kontraksi dengan angka 3 persen.

Namun, dalam perhitungan BPS, komponen yang disebutkan Sri Mulyani ternyata di bawah target. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang menjadi tolak ukur investasi misalnya hanya tumbuh 1,7 persen melambat dari capaian Q1 2019 yoy yang tumbuh 5,03 persen.

Ekspor hanya tumbuh 0,24 persen di bawah target pemerintah meski lebih baik dari Q1 2019 yoy yang kontraksi 1,58 persen dan impor hanya terkontraksi 2,19 persen membaik dari Q1 2019 yoy yang terkontraksi 7,47 persen.

Adapun pukulan terbesar pada PDB disumbang dari pos pengeluaran adalah konsumsi rumah tangga. Pertumbuhannya melambat dari 5,02 persen pada Q1 2019 menjadi 2,84 persen pada Q1 2020.

“Karena porsi konsumsi rumah tangga ke perekonomian Indonesia besar, maka akan menggeret ke bawah,” ucap Suhariyanto.

Faktor lain dari pos lapangan usaha, Suhariyanto mencatat pertumbuhan Q1 2020 melambat karena hampir seluruh sektor terkontraksi. Industri dengan struktur PDB tertinggi di angka 19,98 persne melambat dari 3,85 persen ke 2,06 persen secara yoy di Q1 2020.

Perdagangan juga melambat dari 5,21 persen menjadi 1,60 persen di Q1 2020 yoy. Lalu pertanian melambat dari 1,82 persen menjadi 0,02 persen di Q1 2020 yoy. Sektor yang masih tumbuh hanya jasa keuangan dan kontraksi, informasi dan komunikasi, dan jasa Kesehatan.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti