tirto.id - Dalam Program Penguatan Pendidikan Karakter, setiap sekolah wajib memiliki dua versi rapor untuk memantau perkembangan murid. Hal ini dikemukakan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.
"Sekolah nanti akan memiliki dua versi rapor, yang pertama rapor akademik untuk intrakulikuler, yang kedua rapor rekaman aktivitas siswa yang berupa naratif deskriptif untuk menceritakan tingkat perkembangan siswa dari tingkat SD sampai SMA," kata Muhadjir di Jakarta, Selasa (25/7/2017).
Rapor rekaman aktivitas murid, dituturkan Muhadjir, antara lain akan meliputi laporan mengenai minat, bakat serta kemahiran istimewa murid.
Dalam program Penguatan Pendidikan Karakter, menurut dia, akan ada porsi yang seimbang antara peranan sekolah dengan keluarga untuk mendidik siswa.
"Ini dalam rangka implementasi manajemen pendidikan berbasis sekolah, sekolah harus mempunyai tanggung jawab untuk mengatur kegiatan belajar siswa baik di sekolah, masyarakat maupun di rumah," kata Muhadjir sebagaimana dikutip dari Antara.
Dengan kegiatan sekolah lima hari, ia menjelaskan, orang tua dapat memiliki waktu untuk ikut mendidik dan mengasuh anak secara penuh selama dua hari libur sekolah.
Selama ini orangtua cenderung melimpahkan semua tanggung jawab pendidikan murid kepada sekolah, kata Muhadjir menambahkan.
Untuk diketahui, saat ini pemerintah tengah membuat Peraturan Presiden (Perpres) mengenai Program Penguatan Pendidikan Karakter, yang antara lain berkenaan dengan apakah semua sekolah akan diwajibkan menerapkan lima hari sekolah atau tidak.
"Nanti akan diatur di Perpres, apakah nanti sifatnya pilihan atau bertahap kita akan lihat, saat ini kita sedang godok masalah itu," kata Muhadjir.
Pada 19 Juli lalu, pemerintah telah melakukan rapat mengenai Rancangan Perpres Penguatan Pendidikan Karater.
Pada kesempatan itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan dalam program tersebut pendidikan karakter seperti nilai integritas, religius, nasionalisme, kemandirian dan gotong-royong akan ditekankan kepada peserta didik.
Perpres itu nantinya akan menggantikan peraturan yang pernah diterbitkan dalam bentuk peraturan menteri yaitu Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari