Menuju konten utama

Menag Minta Santri Jangan Takut Bercita-cita Jadi Presiden

Menteri Agama, Nasaruddin Umar meminta para santri berjuang meraih cita-cita guna memajukan bangsa Indonesia.

Menag Minta Santri Jangan Takut Bercita-cita Jadi Presiden
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengacungkan jempolnya kepada wartawan setibanya di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). Presiden Terpilih Prabowo Subianto memanggil sejumlah tokoh yang diyakini bakal menjadi calon menteri/kepala lembaga negara untuk pemerintahan baru ke depan. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/Spt.

tirto.id - Menteri Agama, Nasaruddin Umar, mengatakan para santri harus percaya diri memiliki cita-cita yang tinggi, seperti menjadi presiden maupun wakil presiden.

Menurut Nasaruddin, santri-santri di Indonesia bisa mencontoh KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang menjadi Presiden ke-5 RI dan KH. Ma'ruf Amin yang menjadi Wakil Presiden ke-14 RI. Keduanya, kata Nasaruddin berlatar belakang sebagai santri.

Hal itu disampaikan Nasaruddin saat memimpin apel peringatan Hari Santri Nasional di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat (Jakpus). Apel itu sebelumnya dijadwalkan dihadiri Presiden Prabowo Subianto, namun batal karena masih adanya pelantikan sejumlah pejabat.

"Santri bisa jadi presiden dan kita punya presiden yang berlatar belakang santri, yaitu KH. Abdurrahman Wahid atau yang kita kenal Gus Dur. Santri juga bisa menjadi wapres kita punya wapres santri, yaitu KH. Ma'ruf Amin," kata Nasaruddin dalam sambutannya sebagaimana tayangan di YouTube Kementerian Agama, Selasa (22/10/2024).

Nasaruddin menerangkan, bahkan banyak menteri, pengusaha, diplomat, hingga birokrat yang pernah mengenyam pendidikan di pesantren. Oleh karena itu, dia berpesan agar para santri selalu berjuang untuk meraih cita-cita yang akan memajukan bangsa Indonesia.

"Semua pasti bisa diraih seperti pepatah yang diajarkan pesantren, man jadda wa jadda, barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil, man sarra wassala, barang siapa yang berjalan pasti akan sampai," ungkap Nasaruddin.

Diakui Nasaruddin, masa depan Indonesia ada di pundak para santri. Maka dari itu, banyak harapan dimulai dari para santri.

"Maka pada para santri saya bepesan rengkuh masa depan dengan semangat dan ketekunan, kuasai Iptek dan terusklah berinovasi dan berkontribusi untuk meraih kegemilangan masa depan bangsa Indonsia," tutur Nasaruddin.

Lebih lanjut, Nasaruddin berpesan agar para santri tetap melanjutkan tugas kiai dan memiliki semangat perjuangan untuk tetap menjaga keutuhan bangsa Indonesia.

Terlebih, Hari Santri menjadi momentum bagi semua untuk mengenang dan meneladani para santri yang telah memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Ditambahkan Nasaruddin, sejarah juga telah mencatat bahwa kaum santri adalah salah satu kelompok yang paling aktif menggelorakan perlawanan terhadap para penjajah. Salah satu bukti perlawanan santri terhadap para penjajah adalah peristiwa Resolusi Jihad pada tanggal 22 Oktober tahun 1945 yang dimaklumatkan oleh Hadratus Syekh Kiai Haji Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

"Jika para pendahulu berjuang melawan penjajah dengan angkat senjata, maka santri saat ini berjuang melawan kebodohan dan kemunduran dengan angkat pena," ucap Nasaruddin.

Baca juga artikel terkait HARI SANTRI atau tulisan lainnya dari Ayu Mumpuni

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Ayu Mumpuni
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Bayu Septianto