Menuju konten utama

Megawati ke Polisi: Mbok Jangan Suka Nangkepin Orang!

Megawati Soekarnoputri menilai seni adalah suatu ekspresi dari para pelakunya yang tidak boleh dihalangi, apalagi sampai ditangkap.

Megawati ke Polisi: Mbok Jangan Suka Nangkepin Orang!
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, menerima hadiah ulang tahun 40 lukisan dan tumpeng dari para kader anggota DPRD seluruh Indonesia saat pembukaan Bimtek di JIExpo, Jakarta Pusat, Jumat (24/1/2025). tirto.id/Ayu Mumpuni

tirto.id - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, mengingatkan polisi untuk tidak asal menangkap orang dan menahannya. Apalagi, tanpa alasan dan perkara yang jelas.

Hal itu disampaikan Megawati saat hendak mendapatkan kejutan ulang tahun di acara pembukaan Bimtek Anggota DPRD se-Indonesia dari Fraksi PDIP, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (24/1/2025).

Awalnya Megawati menyinggung upaya penghalangan pameran seni lukis di Galeri Nasional milik pelukis Yos Suprapto beberapa waktu lalu. Dia pun mendapatkan kabar bahwa Yos Suprapto akan ditangkapkan buntut dari lukisan-lukisannya.

Megawati menekankan, seni adalah suatu ekspresi dari para pelakunya yang tidak boleh dihalangi. Karya-karya para seniman pun sudah seharusnya dihormati semua pihak.

"Makanya waktu ada lukisannya Pak Yos Suprapto, lha kok katanya dia mau ditahan mau diapa. Aku bilang, terus waktu itu, polisi itu kok kering men to yo (polisi itu kenapa kering amat sih)," kata Megawati.

Ditegaskan Megawati, jika seseorang tidak mengerti dengan seni, seharusnya diam saja. Dia pun meminta agar pihak kepolisian tidak terus melakukan penangkapan seenaknya.

"Makanya, kalau ada polisi di sini, kamu tuh mbok jangan suka nangkepin orang. Orang semua ini juga rakyat Indonesia," tutur Megawati.

Dalam kejutan ulang tahun Megawati ini, dia diberikan 40 lukisan dari seniman yang melukis di Taman Suropati, Jakarta Pusat. Para pelukis itu menggambarkan sosok Megawati dalam berbagai bentuk.

Sebelumnya, pelukis Yos Suprapto mengungkap alasan pameran tunggalnya di Galeri Nasional, Jakarta Pusat batal dilaksanakan pada Kamis (19/12/2024). Yos menjelaskan pameran tunggal bertajuk “Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan” batal digelar karena ada permintaan kurator untuk menurunkan 5 dari 30 lukisan sehingga tidak dipajang di Galeri Nasional.

Permintaan dari kurator, Suwarno Wisetrotomo, tak diindahkan oleh Yos. Pihaknya juga menegaskan keengganannya untuk bekerjasama lagi dengan pemerintah imbas penurunan lukisan oleh kurator seni tersebut. Yos kemudian membawa pulang seluruh karya lukisnya kembali ke Jogja karena kecewa batal tampil di Galeri Nasional.

“Saya tidak mau lagi berurusan dengan Galeri Nasional dan Kementerian Kebudayaan,” kata Yos dalam keterangan tertulis, Jumat (20/12/2024).

Melalui keterangan pers terpisah, kurator, Suwarno Wisetrotomo menjelaskan alasan mengapa dia meminta lima lukisan Yos untuk diturunkan. Menurutnya, ada dua lukisan yang tak sesuai dengan tema acara sehingga perlu diturunkan.

"Menurut pendapat saya, dua karya tersebut ‘terdengar’ seperti makian semata, terlalu vulgar, sehingga kehilangan metafora yang merupakan salah satu kekuatan utama seni dalam menyampaikan perspektifnya," kata Suwarno.

Baca juga artikel terkait PDIP atau tulisan lainnya dari Ayu Mumpuni

tirto.id - Politik
Reporter: Ayu Mumpuni
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Bayu Septianto