tirto.id - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01 Ma'aruf Amin menyindir capres nomor urut 02 yang memilih cawapres tidak berdasarkan kesepakatan ulama atau ijtimak ulama yang disodorkan padanya.
Saat menghadiri acara "Istigasah dan Deklarasi Kyai-Santri untuk Kemenangan 01" di Yayasan Nur Iman, Sleman Yogyakarta, Kamis (28/3/2019), Ma'ruf mengatakan Jokowi memang perlu dukungan ulama, tetapi juga menggandeng ulama yakni dirinya sebagai cawapres. Dan hal itu, menurutnya, atas izin Allah.
Setelah mengatakan itu, Ma'ruf menyinggung capres nomor urut 02 Prabowo Subianto.
Ia menyindir Prabowo yang tidak memilih ulama sebagai cawapres dari kalangan ulama sebagaimana Ijtimak Ulama merekomendasikan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri dan ustaz Abdul Somad jadi cawapres untuk Prabowo.
"Bahkan ada kelompok yang diusulkan melalui itjimak ulama supaya mengambil wakilnya ulama, eh enggak mau. Malah yang diambil bukan ulama, pengusaha. Betul apa tidak? Berarti tidak diizinkan oleh Allah. Sudah diusulkan," kata Ma'ruf.
"Pak Jokowi tidak ada yang usul, cuma menawarkan saja. Eh mengambil ulama. Berarti memang Pak Jokowi mencintai ulama," tambahnya.
Menurutnya, Jokowi ingin membesarkan kaum santri, karena kaum santri dinilai memiliki masa depan. Dan kaum santri, kata dia, bisa menjadi apa saja baik jadi kyai atau politisi.
"Karena santri itu bisa jadi apa saja. Bisa jadi kyai bisa jadi wakil gubernur [seperti di] Jawa Tengah [itu] santri, Jawa Barat [wakil gubernurnya] santri. Bisa jadi gubernur [seperti] di Jawa Timur [itu] santriwati. Bisa jadi anggota DPR seperti Gus Yaqut [Yaqut Cholil Qoumas]," katanya.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Maya Saputri