tirto.id - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai gejala penggunaan politik identitas sudah mulai muncul di Indonesia. Ia menjelaskan ada upaya penggunaan politik identitas pun sudah mulai menyebar ke ruang publik.
"Saya kira sudah ada, sudah pernah dilihat misalnya, pernah ada yang menggunakan masjid sebagai tempat kampanye. Itu salah satu indikasi," kata Ma'ruf usai menghadiri acara BNPT di Jakarta, Senin (13/3/2023).
Ia pun meminta agar aksi tersebut dicegah. Ia tidak ingin tempat umum jadi tempat kampanye politik identitas yang berujung pada pembelahan.
"Kalau itu tidak segera dicegah, nanti tempat-tempat ibadah, tempat-tempat pendidikan, dijadikan tempat kampanye. Kemudian pesantren-pesantren jadi tempat (kampanye)," kata Maruf.
"Nanti itu kan pembelahan bukan saja terjadi di masyarakat tapi di dalam pesantren, di dalam masjid, di dalam tempat-tempat ibadah," jelasnya.
Maruf menilai, polarisasi sudah dialami di masa lalu yang berujung dengan membawa isu identitas agar tidak diulang.
Ia menilai, acara dialog kebangsaan diikuti oleh sosialisasi di berbagai tingkat penting untuk mencegah isu politik identitas dan polarisasi.
Ia pun menilai partai politik juga perlu diingatkan agar tidak menggunakan pendekatan politik identitas.
“Kesepakatan-kesepakatan terus dan diingatkan terus supaya partai-partai politik bisa mengendalikan diri untuk tidak menggunakan cara-cara politik identitas sehingga membawa polarisasi yang bisa membelah bangsa," kata Maruf.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri