Menuju konten utama

Manfaat Puasa Ramadhan untuk Penderita Hipertensi atau Darah Tinggi

Studi mengungkapkan bahwa puasa Ramadhan memberikan manfaat bagi penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Manfaat Puasa Ramadhan untuk Penderita Hipertensi atau Darah Tinggi
Ilustrasi seorang dokter mengukur tekanan darah pasiennya. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Bagi penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi, puasa Ramadhan menyimpan manfaat dan baik untuk tubuh.

Hipertensi sendiri merupakan kondisi dimana tekanan darah pada dinding arteri penderitanya cukup tinggi sehingga menyebabkan masalah kesehatan seperti jantung dan stroke.

Menurut Mayo Clinic, tekananan darah ditentukan oleh beberapa komponen, termasuk jumlah darah yang dipompa jantung dan jumlah resistensi terhadap aliran darah. Semakin sempit aliran darah di arteri, maka semakin tinggi pula tekanan darah.

Kondisi ini umumnya dipicu oleh faktor gaya hidup dan penggunaan obat-obatan tertentu. Namun, ada juga penderita hipertensi yang mengalami kelainan pembuluh darah bawaan sejak lahir.

Manfaat Puasa Ramadhan bagi Penderita Hipertensi

Sebuah studi yang diterbitkan oleh Journal of American Heart Association pada 2021 bahwa menemukan bahwa puasa Ramadhan memberikan efek yang menguntungkan pada tekanan darah. Hal ini karena puasa memengaruhi perubahan berat badan, total air tubuh, dan massa lemak.

Studi tersebut meneliti 85 orang yang berpuasa selama Ramadhan 2019 di London. Sebanyak 35 persen partisipan merupakan laki-laki. Secara keseluruhan, dari seluruh partisipan yang diteliti memiliki tekanan darah sistolik (SBP) dan tekanan darah diastolik (DBP) yang lebih rendah setelah berpuasa Ramadhan.

Tim peneliti juga melakukan tinjauan sistematis meta-analisis pada 33 penelitian sebelumnya dan menemukan hasil yang serupa.

Puasa adalah waktu dimana umat muslim membatasi jumlah konsumsi makanan harian yang berkontribusi dalam pengurangan air serta lemak dalam tubuh. Hal ini kemudian dapat membantu penurunan kadar kolesterol dalam tubuh yang menjadi salah satu penyebab utama hipertensi.

Selain itu, berpuasa juga menjadi waktu dimana umat muslim mengubah gaya hidup, seperti mengurangi konsumsi kafein dan rokok yang juga cukup berkontribusi dalam peningkatan tekanan darah.

Oleh karena itu, dalam studi ini disebutkan bahwa puasa Ramadhan adalah praktik keagamaan yang aman dan direkomendasikan bagi penderita hipertensi.

Puasa yang Benar Bagi Penderita Hipertensi

Manfaat berpuasa bagi penderita hipertensi tentu bisa diperoleh dengan maksimal apabila dilakukan dengan benar. Melansir dari Cleveland Clinic, berikut tiga-tips berpuasa secara benar seperti yang diungkapkan oleh ahli jantung dan endokrinologi Dennis Bruemmer:

1. Cukupi Kebutuhan Elektrolit

Salah satu efek berpuasa selama berjam-jam adalah penurunan dan ketidakseimbangan elektrolit. Kondisi ini bisa menyebabkan jantung tidak stabil dan rentan terhadap aritmia.

Aritmia sendiri merupakan kondisi dimana detak jantung yang tidak teratur atau tidak normal. Oleh karena itu, bagi penderita hipertensi penting untuk selalu menjaga keseimbangan elektrolit, dengan mengonsumsi makanan yang tinggi kalium, seperti pisang, bayam, kale, brokoli, dan kacang-kacangan.

Menurut Bruemmer, suplemen kalium bisa dikonsumsi namun atas resep dan rekomendasi dari dokter.

2. Konsumsi makanan yang bernutrisi

Nutrisi yang cukup dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari bahkan saat berpuasa. Padahal ketika berpuasa, seseorang mengonsumsi makanan yang lebih sedikit.

Maka dari itu, direkomendasikan untuk mengonsumsi makanan-makanan yang padat akan nutrisi selama menjalankan puasa Ramadhan. Menurut Bruemmer, ada beberapa rekomendasi makanan yang sebaiknya dikonsumsi selama menjalankan puasa, termasuk:

  • sayur dan buah untuk hidrasi dan serat;
  • makanan yang tinggi protein tanpa lemak, seperti ayam atau ikan;
  • yogurt rendah lemak.

Selain itu, penting untuk menghindari makanan yang tinggi sodium dan menyebabkan kembung, seperti makanan kemasan instan dan pizza.

3. Berbuka secara perlahan

Nafsu makan tentu menjadi meningkat setelah menjalankan puasa selama berjam-jam. Namun, itu bukan alasan untuk berbuka puasa terburu-buru.

Bruemmer mengungkapkan bahwa makan dalam jumlah besar setelah selesai berpuasa dapat mengejutkan sistem yang bekerja di dalam tubuh.

Oleh karena itu, sebaiknya berbukalah secara perlahan. Berbuka bisa dimulai dengan cemilan seperti kurma atau buah kering lainnya. Kemudian istirahat, lalu makan buah atau makanan ringan lainnya terlebih dahulu.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2022 atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Yonada Nancy