Menuju konten utama
Ramadhan 2022

Apa yang Harus Diperhatikan Penderita Diabetes Sebelum Puasa?

Penderita diabetes sebaiknya mengecek rutin kadar gula darah dan memastikannya tetap normal agar bisa menjalankan puasa. 

Apa yang Harus Diperhatikan Penderita Diabetes Sebelum Puasa?
Ilustrasi Puasa. foto/istockphoto

tirto.id - Umat muslim di seluruh dunia sebentar lagi akan memasuki bulan Sudi Ramadhan dan menjalankan ibadah puasa. Selama Ramadhan, seorang muslim harus menahan haus dan lapar selama berjam-jam.

Hal ini mungkin akan terasa mudah bagi orang yang sedang dalam kondisi sehat, namun, tidak dengan orang yang memiliki kondisi penyakit tertentu, salah satunya penderita diabetes.

Menjelang puasa, penderita diabates sebaiknya mempersiapkan fisik dengan baik agar bisa tetap menunaikannya.

Dokter gizi dari Universitas Indonesia Dr.dr. Inge Permadhi MS, SpGK mengimbau penderita diabetes untuk melakukan pengecekan atau screening terlebih dulu sebelum menjalankan ibadah puasa.

"Dinilai dulu apakah dia boleh melakukan puasa Ramadhan atau tidak, karena memang ada sebagian orang yang tidak diperkenankan (berpuasa) apabila kadar gula darahnya terlalu tinggi," ungkap Inge kepada ANTARA, Senin (21/3).

Rutin Mengecek Kadar Gula Darah

Dilansir dari Healthxchange, diabetesi yang ingin berpuasa harus menjaga kadar gula darahnya di zona aman, tidak terlalu rendah dan juga tidak terlalu tinggi.

Ini sangat mungkin dilakukan dengan sejumlah tips sehat yang banyak diberikan oleh para pakar kesehatan.

Selain itu, pastikan diabetesi tidak punya penyakit komorbid lain yang berbahaya seperti jantung atau ginjal.

Dengan melakukan pemeriksaan gula darah rutin, maka penderita diabetes bisa berpuasa dengan aman dan tetap sehat.

Lebih lanjut, Inge menjelaskan penderita diabetes masih diperbolehkan untuk berpuasa apabila kondisi kadar gula darah dalam tubuh tergolong stabil, Namun apabila ketika sedang menjalani ibadah puasa kemudian merasa tidak enak badan, Inge mengimbau agar sebaiknya segera berbuka puasa meskipun belum memasuki waktu maghrib.

"Apa bila merasa pusing, atau keluar keringat dingin, atau merasa badannya tidak enak, itu mungkin memang sudah saatnya dia untuk berbuka, jangan dipaksakan (untuk berpuasa)," jelas Inge.

Inge menambahkan bahwa penderita diabetes harus bisa mengenali gejala hipoglikemi, atau kondisi saat tekanan gula darah menurun secara drastis.

"Jadi memang berbeda dengan orang normal. Sebab untuk penderita diabetes hipoglikemi bisa berdampak jika menunggu waktu berbuka, sehingga dapat menyebabkan kematian," kata Inge.

Oleh sebab itu, Inge menganjurkan bagi para penderita diabetes untuk sahur di waktu mendekati imsak. Dengan demikian, penderita diabetes pun menjadi lebih memiliki waktu pertahanan terhadap rasa lapar lebih singkat dibandingkan sahur di waktu yang jauh dari waktu imsak.

"Ini memang agak riskan tapi saya ingin menyampaikan bahwa jika ingin berpuasa, lakukanlah (sahur) sedekat mungkin dengan waktu imsak gitu ya. Jadi misalnya jangan terlalu jauh jam-nya, supaya dia mempunyai pertahanan terhadap rasa lapar," pungkasnya.

Menu Makanan Sahur dan Buka Puasa untuk Penderita Diabetes

Selama berpuasa, penderita diabetes juga harus tetap memperhatikan pola makan dan jenis makanan yang dikonsumsi, baik saat sahur maupun berbuka.

Ahli gizi Fitri Hudayani, SST, SGz, MKM dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo menjelaskan ragam makanan yang sebaiknya dikonsumsi oleh penderita diabetes saat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

"Untuk komposisi makanan saat berbuka, bisa berbuka dengan satu porsi buah segar, boleh pepaya, melon, pisang atau lainnya dan minumlah segelas air putih, kemudian sholat maghrib. Setelah itu, makan utama sama seperti biasanya di hari biasa dengan mengonsumsi nasi, lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah," kata Fitri ketika dihubungi di Jakarta, Senin (21/3).

Usai menjalani ibadah Tarawih, Fitri mengatakan penderita diabetes bisa mengonsumsi makanan ringan seperti roti isi selai kacang dan satu porsi buah. Kemudian untuk sahur porsi makanan sama seperti saat makan malam.

"Makan sahur haruslah cukup sebagai simpanan energi agar dalam keadaan puasa diabetisi (orang yang mengalami diabetes melitus) tetap dapat melakukan aktivitas seperti biasa," tambahnya.

Fitri menjelaskan bahwa pola makan yang baik untuk penderita diabetes adalah asupan dengan jumlah serat yang cukup untuk membantu menjaga kadar gula dalam keadaan normal, dan serat yang dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan serta mampu menunda lapar pada pagi hingga menjelang siang.

"Dari makanan yang telah saya sampaikan merupakan pola makanan dengan jumlah serat yang cukup untuk membantu menjaga kadar gula dalam keadaan normal dan serat dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan dan menunda lapar, khususnya pada pagi hari menjelang siang," ungkapnya.

Terakhir, Fitri juga mengimbau agar para penderita diabetes tidak mengonsumsi aneka minuman manis saat berbuka puasa seperti sirup.

Sebaliknya, Fitri menganjurkan agar para penderita diabetes mengonsumsi delapan gelas air putih yang terbagi pada waktu imsak hingga waktu berbuka puasa.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2022 atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Iswara N Raditya