Menuju konten utama

Manfaat Jahe untuk Redakan Mual, hingga Cegah Kanker

Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa antioksidan dan senyawa bioaktif pada jahe dapat menghambat respons peradangan yang terjadi di otak.

Manfaat Jahe untuk Redakan Mual, hingga Cegah Kanker
Seorang petani memperlihatkan jahe gajah di Desa Kayumas, Arjasa, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (19/7). ANTARA FOTO/Seno

tirto.id - Tidak hanya menghangatkan tubuh, jahe juga memiliki segudang manfaat lain bagi kesehatan. Banyak orang mengonsumsi jahe dalam bentuk ekstrak atau suplemen untuk meningkatkan kesehatan mereka.

Namun, bagi orang Indonesia, jahe lebih sering diolah menjadi minuman hangat yang cocok untuk diminum kala dingin.

Tidak jarang pula masyarakat mengonsumsinya saat mereka sedang sakit untuk mempercepat pemulihan.

Dilansir dari laman Medical News Today, jahe mengandung antioksidan yang membantu mencegah inflamasi, mengobati arthritis, dan berbagai jenis infeksi lainnya.

Para peneliti juga menemukan bahwa jahe dapat berpotensi untuk meminimalisir risiko diabetes, kanker, dan masalah kesehatan lain.

Lebih lanjut, berikut manfaat kesehatan yang dapat diperoleh dari konsumsi jahe dilansir dari Healthline:

1. Jahe mengandung gingerol untuk menjaga kesehatan

Jahe telah dipercaya sejak bertahun-tahun yang lalu sebagai obat herbal salah satunya sebagai pereda sakit pada pencernaan, mengurangi mual, hingga membantu melawan flu dan batuk.

Gingerol adalah senyawa bioaktif utama dalam jahe. Ia membantu tubuh meredakan peradangan disebabkan efek antiinflamasi dan antioksidan yang kuat yang dimilikinya.

2. Jahe dapat mengatasi mual

Jahe dapat dikonsumsi untuk mengatasi mual. Dengan mengonsumsi jahe sebanyak 1-1,5 gram setiap harinya, rasa mual dapat berkurang secara berangsur-angsur.

3. Jahe dapat mengurangi nyeri otot

Dalam sebuah penelitian, mengonsumsi jahe 2 gram per hari selama 11 hari berturut-turut dapat secara signifikan mengurangi nyeri otot pada orang yang melakukan latihan lengan.

Efek ini diyakini timbul akibat sifat jahe sebagai antiinflamasi. Meski tidak memiliki dampak langsung, mengonsumsinya setiap hari dapat pula meredakan nyeri otot sehari-hari.

4. Zat anti-inflamasinya dapat mengatasi osteoarthritis

Pada penelitian terhadap 247 orang dengan osteoarthritis lutut, terbukti bahwa ekstrak jahe memiliki efek pada proses penyembuhannya. Orang yang mengonsumsi jahe memiliki lebih sedikit rasa sakit yang berpengaruh pada konsumsi obat pereda nyeri mereka.

Dengan kata lain, jahe dapat dikonsumsi sebagai pengganti obat pereda nyeri pada pasien osteoarthritis. Hal ini lebih menguntungkan sebab jahe merupakan tanaman sehat yang tidak berdampak buruk apabila dibandingkan dengan obat-obatan kimiawi.

5. Jahe dapat menurunkan kadar gula darah

Selain berdampak pada kadar gula dalam darah, jahe dapat menurunkan faktor pemicu masalah kesehatan jantung pada pasien dengan diabetes tipe dua. Namun, masih diperlukan riset mendalam terkait hal ini.

6. Jahe dapat mengobati gangguan pencernaan kronis

Gangguan pencernaan kronis (dispepsia) ditandai dengan nyeri berulang dan ketidaknyamanan di bagian atas perut. Adanya penundaan pengosongan lambung dipercaya sebagai pemicu gangguan pencernaan ini.

Menariknya, jahe telah terbukti mempercepat pengosongan lambung pada orang dengan kondisi ini. Dalam sebuah penelitian terhadap 24 orang sehat, 1,2 gram bubuk jahe sebelum makan mempercepat pengosongan lambung sebesar 50 persen.

7. Bubuk jahe dapat mengurangi nyeri saat menstuasi

Nyeri haid mengacu pada rasa sakit yang dirasakan selama siklus menstruasi perempuan. Salah satu kegunaan jahe adalah untuk menghilangkan rasa sakit, termasuk saat nyeri haid tersebut.

Dalam satu penelitian, 150 perempuan mengonsumsi 1 gram bubuk jahe per hari, selama 3 hari pertama periode menstruasi. Hasilnya, rasa sakit yang muncul berkurang sama efektifnya dengan obat asam mefenamat dan ibuprofen.

8. Jahe menurunkan kadar kolestrol

Tingginya kadar LDL lipoprotein atau kolestrol jahat selalu dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Makanan yang Anda makan dapat memiliki pengaruh kuat pada kadar LDL.

Untungnya, mengonsumsi ekstrak jahe setiap hari dapat menurunkan kadar kolestrol jahat di dalam tubuh. Dalam studi yang dilakukan selama 45 hari terhadap 85 orang dengan kolesterol tinggi dan mengonsumsi 3 gram bubuk jahe menyebabkan penurunan yang signifikan pada sebagian besar penanda kolesterol.

Penelitian ini juga didukung oleh penelitian lain yang meneliti tikus hipotiroid, di mana ekstrak jahe menurunkan kolesterol LDL hingga tingkat yang sama dengan atorvastatin obat penurun kolesterol. Kedua studi ini juga menunjukkan pengurangan kolesterol total dan trigliserida darah.

9. Jahe mengandung zat yang dapat mencegah kanker

Ekstrak jahe telah dipelajari sebagai pengobatan alternatif untuk beberapa bentuk kanker. Kanker adalah penyakit yang sangat serius yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel abnormal yang tidak terkontrol.

Sifat anti-kanker dikaitkan dengan gingerol, zat yang ditemukan dalam jumlah besar dalam jahe mentah.

Ada beberapa bukti bahwa jahe mungkin efektif melawan kanker pankreas, kanker payudara, dan kanker ovarium. Namun, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk mendukung hal ini.

10. Jahe dapat meningkatkan fungsi otak

Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa antioksidan dan senyawa bioaktif pada jahe dapat menghambat respons peradangan yang terjadi di otak.

Ada juga beberapa bukti bahwa jahe dapat meningkatkan fungsi otak secara langsung. Dalam sebuah penelitian terhadap 60 perempuan paruh baya, ekstrak jahe terbukti meningkatkan waktu reaksi dan memori kerja.

11. Bahan aktif dalam jahe membantu melawan infeksi

Gingerol, zat bioaktif dalam jahe segar, dapat membantu menurunkan risiko infeksi. Faktanya, ekstrak jahe dapat menghambat pertumbuhan berbagai jenis bakteri.

Ini sangat efektif melawan bakteri mulut yang dikaitkan dengan penyakit radang pada gusi, seperti gingivitis dan periodontitis.

Baca juga artikel terkait JAHE atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari