Menuju konten utama

Majelis Rektor PTN Berharap Efisiensi Anggaran Tak Terlalu Ketat

Ada perguruan tinggi yang terancam tidak dapat beroperasi di beberapa bulan ke depan karena terdampak efisiensi anggaran.

Majelis Rektor PTN Berharap Efisiensi Anggaran Tak Terlalu Ketat
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam BEM Seluruh Indonesia membawa poster saat berunjuk rasa di Jakarta, Senin (17/2/2025). Unjuk rasa bertajuk Indonesia Gelap itu menuntut pencabutan instruksi Presiden nomor 1 tahun 2025 tentang pemangkasan anggaran terutama anggaran sektor pendidikan yang akan berdampak pada biaya pendidikan dan anggaran beasiswa. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/rwa.

tirto.id - Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), Eduart Wolok, mengusulkan agar pemerintah kembali merelaksasi anggaran Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdikti Saintek). Pasalnya, kata dia, efisiensi ini masih menimbulkan beberapa masalah di perguruan tinggi.

"Terus terang Rp14,3 triliun pun kurang. Nanti orang bilang, kok perguruan tinggi mengeluhnya kurang terus. Karena basically kondisi sebelum efisiensi pun sebenarnya kami kurang. Kami kurang. Makanya ada istilah BOPTN (Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri), makanya ada istilah UKT (Uang Kuliah Tunggal), ada BKT (Biaya Kuliah Tunggal)," ujar Eduart dalam Rapat bersama Komisi X di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat pada Kamis (27/2/2025).

Eduart kemudian mencontohkan bahwa ada perguruan tinggi yang terancam tidak dapat beroperasi di beberapa bulan ke depan karena terdampak efisiensi. Hal ini karena tahun berjalan akademik yang berbeda dengan tahun anggaran.

“Ada perguruan tinggi akibat efisiensi itu, maka pada bulan ketiga atau bulan keempat itu sudah tidak bisa beroperasi karena tadi itu, kita berjalan tahun akademik dari Agustus ke Juli. Itu yang berbeda dengan tahun anggaran, (Januari ke Desember) dan ini yang mesti menjadi perhatian kita," ucapnya.

Eduart menjelaskan bahwa dalam peraturannya memang ada BOPTN yang yang berasal dari pemerintah. Biaya ini berguna untuk mengatasi selisih antara uang kuliah tunggal (UKT) yang dibayarkan mahasiswa dan juga biaya kuliah tunggal (BKT). Namun, BOPTN yang membantu menutupi kekurangan tersebut agar operasional perguruan tinggi tetap berjalan juga berpotensi terkena efisiensi.

"Kami berharap betul terkait misalnya BOPTN itu mungkin tidak di angka 50 persen," ujar dia.

Meskipun demikian, Eduart menyebut mendukung efisiensi anggaran, namun mengharapkan pada perhatian yang mengedepankan pada Tri Dharma perguruan tinggi. Termasuk, kata dia, melakukan optimalisasi perkuliahan online dan secara langsung.

"Itu salah satu bentuk optimalisasi kita untuk men-support terkait dengan efisiensi," ucapnya.

Baca juga artikel terkait PEMANGKASAN ANGGARAN BELANJA atau tulisan lainnya dari Rahma Dwi Safitri

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Rahma Dwi Safitri
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Bayu Septianto