tirto.id - Ratusan massa aksi dari elemen mahasiswa mengepung kantor DPRD Jawa Barat di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (21/02/2025). Aksi bertajuk Indonesia Gelap ini menuntut pemerintah membatalkan kebijakan-kebijakan yang dianggap merugikan masyarakat.
Koordinator Aksi dari BEM NUS Korwil 1, Abdul Salas mengatakan tuntutan dalam aksi kali ini menyoroti kelangkaan gas LPG yang membuat masyarakat harus mengantre panjang di pangkalan tabung melon itu.
"Gas LPG itu hak masyarakat, tetapi menjadi menyusahkan masyarakat. Belum lagi kemarin ada korban nenek-nenek mengantre gas LPG karena warung-warung kecil tidak boleh mengecer, itu, kan, sama-sama menyusahkan masyarakat," kata Abdul pada wartawan, Jumat (21/02/2025).
Abdul turut menyoroti anggaran pendidikan serta kesehatan agar tidak kena efisiensi atau pemotongan. Pasalnya, sambung Abdul, kedua hal itu syarat penting suatu bangsa menjadi maju.
"Bangsa yang maju adalah diawali daripada pendidikan bukan yang lain, tetapi kenapa ketika anggaran pendidikan dikurangi, tetapi kabinet malah gemuk? Ketika anggaran pendidikan dan kesehatan dikurangi, tetapi anggaran yang lain tidak dikurangi," tutur Abdul.
Abdul lantas mendesak pemerintah untuk membatalkan kebijakan efesiensi anggaran.
Pantauan kontributor Tirto di lokasi, pada pukul 17.03 WIB, massa aksi masih bertahan meski diguyur hujan setelah sebelumnya mereka membakar ban dan mencoba membuka paksa pintu gerbang DPRD Jabar.
Hingga pukul 18.20 WIB, massa aksi terus merengek memasuki gerbang pintu DPRD Jabar dengan melempar petasan dan batu-batuan.
Penulis: Akmal Firmansyah
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama