tirto.id - Ganda putra Hendra Setiawan-Mohammad Ahsan menjadi wakil tuan rumah pertama di final Indonesia Open 2019. Di balik keberhasilan itu, perjuangan Hendra-Ahsan tak bisa dikatakan mudah.
Pada semifinal dan perempat final misalnya, pasangan unggulan keempat ini dipaksa oleh lawan-lawannya melalui duel sampai tiga gim. Ganda Jepang, Takuro Hoki-Yugo Kobayashi menjadi lawan yang merepotkan duet tuan rumah, sementara pada perempat final lalu, Hendra-Ahsan dipaksa bermain rubber-game oleh Hiroyuki Endo-Yuta Watanabe.
Duel tidak kalah sulit juga dilalui Hendra-Ahsan sejak 32 besar, ketika mereka harus melalui partai 51 menit melawan pasangan Inggris, Marcus Ellis-Chris Langlidge.
Atas kemenangan-kemenangan panjang itu, Hendra-Ahsan mengatakan latihan fisik ketat sangat membantu mereka. Sebab dengan latihan fisik yang dihelat sejak H-1 bulan itu pula, mereka akhirnya bisa mengatasi kendala besar setiap atlet, yakni aspek stamina.
"Ya memang persiapannya kemarin cukup panjang juga satu bulan. Jadi ya mungkin dari segi fisik segi stamina memang ditingkatkan. Apalagi habis ini ada Jepang [Japan Open 2019] kan, Thailand juga. Emang harus benar-benar siap," tutur Hendra Setiawan.
Kesuksesan lolos ke final sendiri bikin Hendra-Ahsan melampaui target yang diberikan oleh PBSI. Mereka sebenarnya cuma dibebani target sampai semifinal.
“Ya enggak kepikiran ya kami masuk final. Istilahnya, kan targetnya semifinal saja,” sambung Hendra.
Walau demikian, baik Hendra ataupun Ahsan berjanji akan tetap tampil mati-matian di final nanti. Apalagi pada partai puncak Minggu (21/7/2019) besok adalah ganda putra terbaik dunia, Marcus Fernaldi Gideon-Kevin Sanjaya Sukamuljo yang bakal jadi lawanya.
“Tapi ya bersyukur lah bisa final. Kami pasti besok yang maksimal mainnya,” tandas Hendra.
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Ibnu Azis