tirto.id - Korea Utara mendorong pengembangan berbagai senjata sejak awal tahun lalu dengan kecepatan yang belum pernah terjadi dalam sejarah, termasuk peluru kendali jarak jauh yang mampu menyerang daratan Amerika Serikat. Dalam beberapa pekan belakangan, mereka menguji peluru kendali balistik jarak menengah, yang mendapat beberapa kemajuan teknis.
Dalam kabar terbaru di hari Minggu (28/5/2017) ini, kantor berita Korea Utara KCNA melaporkan bahwa Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un akan memimpin pengujian senjata baru anti-pesawat udara serta memerintahkan untuk memproduksinya secara besar-besaran agar bisa segera ditempatankan di seluruh negeri.
KCNA tidak melaporkan sifat tepat senjata itu atau waktu pengujiannya, namun menyebutkan bahwa pengujian tersebut dilakukan Akademi Ilmu Pertahanan Nasional, yang diyakini mengembangkan senjata nuklir dan peluru kendali.
Negara komunis dan otoriter yang amat tertutup dengan dunia luar itu menolak sanksi PBB dan sanksi unilateral dari negara lain. Mereka mengatakan bahwa pembatasan program senjata sebagai pelanggaran hak untuk membela diri dan menyatakan bahwa program ini diperlukan untuk melawan agresi AS.
Mereka terakhir kali melakukan uji coba peluru kendali balistik kurang lebih pada satu minggu yang lalu. "Kim Jong-un... menyaksikan pengujian satu jenis baru sistem senjata anti-pesawat terbang yang diselenggarakan oleh Akademi Ilmu Perthanan Nasional," kata KCNA dalam laporannya.
"Sistem senjata ini, yang kemampuan operasinya sudah secara menyeluruh diverifikasi, harus diproduksi masal untuk dikerahkan di seluruh negeri... dengan demikian sepenuhnya akan membuyarkan mimpi musuh untuk menguasai udara serta bualannya mengenai supremasi udara dan kekuatan senjata," tambah laporan itu.
KCNA melaporkan bahwa Kim didampingi oleh ajudan militernya dan mencantumkan tiga nama yang diyakini sebagai pejabat tinggi di negara yang tengah mempercepat program pengembangan peluru kendali. Mereka adalah Ri Pyong-chol, bekas jendeal Angkatan Udara; Kim Jong-sik, ilmuwan roket veteran; dan Jang Chang-ha, kepala Akademi Ilmu Pertahanan Nasional, pusat pengembangan dan pengadaan senjata.
Korea Utara sebelumnya telah menyatakan sukses dalam menguji apa yang disebut rudal balistik berjangkauan menengah yang memenuhi semua persyaratan teknis dan sudah bisa diproduksi massal.
Pada Selasa (23/5/2017) , Kepala Badan Intelijen Pertahanan Amerika Serikat menyatakan jika dibiarkan tanpa pengawasan, Korut berada di jalur mencapai kemampuan rudal nuklir yang bisa menghantam Amerika Serikat. Dalam sidang Senat, Direktur Badan Intelijen Pertahanan Vincent Stewart menolak menyampaikan perkiraan waktunya, namun ahli Barat meyakini bahwa Korea Utara masih butuh beberapa tahun untuk mengembangkan senjata semacam itu.
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan