Menuju konten utama

Konflik Rusia & Ukraina Berpeluang Naikkan Nilai Ekspor Indonesia

Terdapat peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspornya dengan adanya sanksi ekonomi negara-negara barat kepada Rusia.

Konflik Rusia & Ukraina Berpeluang Naikkan Nilai Ekspor Indonesia
Kapal melintas di samping bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (16/2/2022). ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc.

tirto.id - Tantangan eskalasi geopolitik antara Rusia dengan Ukraina dan dinamika kebijakan moneter Amerika Serikat, rupanya menghadirkan peluang bagi Indonesia. Salah satunya adalah mendorong komoditas ekspor sektor energi nasional.

Plt. Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Abdurrohman mengatakan, kenaikan harga energi saat ini membawa efek positif bagi neraca perdagangan Indonesia karena mengerek beberapa komoditas utama seperti batu bara, nikel, dan tembaga.

“Sebenernya harga komoditas sudah mulai meningkat di 2021 lalu. Kemudian diamplifikasi oleh konflik Rusia-Ukraina. Ini yang sangat tergantung dari skenario seberapa panjang konflik akan terjadi. Jadi kalau konfliknya berlangsung lama, itu pengaruhnya juga akan panjang ke komoditas kita,” ungkap Abdurrohman di dalam pernyataannya, Selasa (5/4/2022).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia konsisten mencatatkan surplus 22 bulan beruntun, mencapai 3,83 miliar dolar AS pada Februari 2022. Peningkatan ekspor mendorong terjadinya surplus tersebut.

Ekspor di bulan Februari 2022 tercatat tumbuh 34,14 persen (yoy), didukung oleh kenaikan ekspor nonmigas unggulan serta sektor manufaktur yang masih tumbuh kuat. Sedangkan impor tumbuh 25,43 persen (yoy), didominasi oleh jenis barang input (bahan baku dan barang modal) yang mencerminkan berlanjutnya penguatan aktivitas produksi.

Sementara itu, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan Kasan berpendapat sama. Menurutnya, fenomena commodity supercycle yang terjadi tahun lalu belum akan mereda dan harga-harga komoditas global diprediksi masih tetap akan tinggi.

“Nilai ekspor Indonesia untuk produk CPO dan turunannya serta produk-produk pertambangan (batu bara, timah, nikel, dan tembaga) diproyeksikan akan mengalami peningkatan pada kuartal II-2022,” ungkap Kasan.

Kasan menilai terdapat peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspornya dengan adanya sanksi ekonomi negara-negara barat kepada Rusia.

Sebagai contoh, AS telah menjatuhkan sanksi berupa larangan impor untuk komoditi migas dan batu bara dari Rusia. Larangan impor tersebut diperluas lagi ke beberapa sektor lainnya seperti sektor perikanan, minuman beralkohol dan perhiasan.

Hal tersebut menurut Kasan tentu menjadi peluang bagi Indonesia untuk dapat mengisi pasar AS khususnya untuk produk-produk perikanan (HS 03) yang nilai impornya dari Rusia di tahun 2021 mencapai 1,2 miliar dolar AS.

Sementara untuk data impor AS dari Indonesia untuk produk perikanan di tahun lalu mencapai 1,4 miliar dolar AS.

“Di tengah berkurangnya pasokan di pasar AS akibat sanksi ekonomi tersebut, Indonesia tentu memiliki peluang untuk mengisi kebutuhan dan meningkatkan pangsa pasar di AS,” pungkas Kasan.

Baca juga artikel terkait DAMPAK PERANG RUSIA VS UKRAINA atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Bayu Septianto