Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

Kompetisi Perebutan Kursi DPR di Kandang Banteng, Dapil Jateng

Jawa Tengah identik dengan kandang banteng. PDIP pada Pemilu 2019 mendapatkan 26 kursi dari 10 dapil. Bagaimana peta 2024?

Kompetisi Perebutan Kursi DPR di Kandang Banteng, Dapil Jateng
Ilustrasi Partai Politik Peserta Pemilu. tirto.id/Ecun

tirto.id - Daerah pemilihan Jawa Tengah menjadi lumbung suara nasional ketiga setelah Jawa Barat dan Jawa Timur. Jumlah pemilih di Jateng pada Pemilu 2024 sebanyak 28.289.413. Rinciannya: pemilih perempuan: 14.175.520 dan laki-laki: 14.113.893. Pemilih tersebut tersebar di 117.299 tempat pemungutan suara (TPS).

Jawa Tengah selama ini dikenal sebagai kandang banteng. Hal ini setidaknya dapat dilihat dari perolehan suara PDI Perjuangan pada Pemilu 2019 yang tercatat 29,56 persen, jauh dibandingkan parpol lain.

PDIP pun berniat mempertahannya suaranya sekaligus memenangkan bakal capres yang mereka usung: Ganjar Pranowo.

“Kita menyatukan gerak dan langkah serempak bahwa Jateng yang dinyatakan sebagai kandang banteng, insyaallah akan kita jaga sebagai tempat memperoleh suara bagi PDIP dan capres Ganjar Pranowo,” kata Ketua DPP PDIP, Puan Maharani usai Konsolidasi Pemenangan Pileg dan Pilpres 2024 di Stadion Jatidiri, Semarang, 26 Agustus 2023 sebagaimana dikutip Antara.

Mengutip data KPU, suara PDIP memang jauh melejit dibandingkan partai-partai lain di Jawa Tengah. PDIP berhasil meraih dukungan 5,77 juta suara di provinsi ini pada Pemilu 2019. Capaian tersebut porsinya mencapai 29,71% dari total suara 19,42 juta suara di Jateng.

Di bawah PDIP, ada PKB dengan perolehan suara 14,09 persen. Setelah itu berturut-turut disusul Partai Golkar (12,26 persen), Partai Gerindra (8,77 persen), Partai Nasdem (7,7 persen) dan Partai Demokrat (5,79 persen).

Jika ditilik berbasis kursi, maka jumlah kursi PDIP paling besar. Dari total 77 kursi yang diperebutkan, PDIP meraup sebanyak 26 kursi di 10 dapil Jateng. Di dua dapil, yakni Jateng IV (Karanganyar, Sragen, Wonogiri) dan Jateng V (Boyolali, Klaten, Sukoharjo dan Kota Surakarta), PDIP bahkan mendapat 4 kursi.

Jumlah kursi PDIP jauh di atas parpol lain. Peringkat kedua di Jawa Tengah adalah PKB yang hanya 13 kursi atau setengah perolehan PDIP. Sementara Golkar hanya mendapat 11 kursi, Gerindra (8 kursi), dan Nasdem, PKS serta Demokrat masing-masing 5 kursi. PPP meraup 4 kursi. Di luar partai tersebut tidak ada yang berhasil mendapat kursi di Jawa Tengah.

Saat ini, PDIP berkemungkinan mempertahankan status 'kandang banteng' di Jawa Tengah. Hal ini terlihat dari upaya partai moncong putih yang kembali menurunkan sejumlah kader kuat mereka di dapil spesifik.

Dapil Jateng I misalnya. Di dapil ini, PDIP menurunkan Ketua DPP Banteng Muda Indonesia Mochammad Herviano (petahana), Samuel J. Wattimena, dan Tuti Nursandari Roosdiono (petahana DPR 2019-2024). Beberapa nama lainnya adalah eks Bupati Kendal, Widya Kandi Susanti; anak eks Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo, Rahajeng Widyaswari Tjahjo Kumolo; dan pendiri Jasmev serta eks komisaris independen Jasa Raharja, Dyah Kartika Rini.

Nama-nama tersebut akan bersaing dengan sejumlah caleg andalan dari parpol lain, seperti Alamudin Dimyati Rois (PKB), Firnando H. Ganinduto (Golkar), Mujib Rohmat (Golkar), Rudi Nur Rahmat (Nasdem), Fadholi (Nasdem), eks Walikota Salatiga M. Haris (PKS), eks artis KDI Fani Dewinta Putri (PAN) hingga anak Ketum Perindo Warren H. Tanoesoedibjo (Perindo) dan artis eks KDI Baiq Gita (Perindo). Di dapil Jateng I yang terdiri atas Semarang, Kendal, Kota Salatiga dan Kota Semarang, para caleg akan berebut 8 kursi.

Di Dapil Jateng V, persaingan jauh lebih keras. Dapil yang terdiri atas Boyolali, Klaten, Sukoharjo dan Kota Surakarta itu, setidaknya dua kursi akan diamankan PDIP. Ketua DPR RI, Puan Maharani dan politikus senior PDIP, Aria Bima kembali maju dapi dapil ini serta berpotensi besar mengamankan 2 dari 8 kursi yang diperebutkan.

Dapil Jateng V ini ada beberapa nama yang menarik perhatian, yaitu Sukamto dan Mohammad Toha (petahana DPR 2019-2024 dari PKB), Adik Sasongko (Gerindra, orang yang disebut sebagai kawan dekat Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka), mantan Bupati Sukoharjo, Bambang Riyanto (Gerindra), Singgih Jauratmoko dan Endang Srikarti Handayani (petahana DPR 2019-2024 dari Golkar), Eva Yuliana (petahana DPR 2019-2024 dari Nasdem), dan Wakil Ketua Komisi I Abdul Kharis Almasyhari (PKS).

Kemudian ada juga mantan Wabup Sukoharjo, Wiwaha Aji (PAN), Ketua DPC Demokrat Boyolali, Dwi Purwanto (Demokrat), Irjen (purn) W. Herry Wibowo (Demokrat), istri Ketum PSI Giring Ganesha, Chythia Riza (PSI), mantan Dirjen Renhan Kemhan Marsma (purn) Tata Endrataka (PSI), hingga eks Deputi Pencegahan BNN Irjen (purn) Anjan Pramuka Putra (PPP).

Di sebelahnya, Dapil Jateng VI (Purworejo, Wonosobo, Magelang, Temanggung dan Kota Magelang) persaingan juga cukup sengit dalam merebutkan 8 kursi pemilu. Pada Pemilu 2019, di dapil ini PDIP dan PKB sama-sama mendapatkan dua kursi.

Pada Pemilu 2024 ini, PKB menerjukan dua kader senior mereka yang juga petahana DPR RI periode 2019-2024, yakni: Luqman Hakim dan eks Sekjen PKB Abdul Kadir Karding. Tak hanya itu, PKB juga menurunkan Wafiq Azizah, vokalis lagu-lagu relegi untuk berebut kursi dari dapil ini. Sedangkan PDIP menurunkan 2 caleg petahana, yaitu: Nusyirwan Soejono dan Vita Ervina.

Sementara itu, Partai Gerindra menurunkan caleg petahana Prasetyo Hadi. Golkar juga menurunkan kader terbaik, salah satunya adalah eks pegawai pajak yang sempat heboh akibat rekeningnya disorot, Ajib Hamdani. Sedangkan Nasdem mencalonkan eks Bupati Purworejo Agus Bastian, artis Nafa Urbach hingga Choirul Muna.

Beberapa nama lain yang juga menjadi perhatian adalah anggota Dewan Pakar PKS, Prastowo Sidhi (PKS), eks Ketua Fraksi PAN, Tjatur Sapto Edy (PAN), petinggi PSI Rizka Putri Abner (PSI), Wakil Ketua Majelis Syariah PPP Muslich Zainal Abidin (PPP) dan pengamat militer Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati (Perindo).

Konsolidasi pemenangan PDIP dan Ganjar Pranowo di Semarang

Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani (kiri) mendampingi bakal calon presiden PDI Perjuangan Ganjar Pranowo (kanan) menyampaikan pidato saat konsolidasi pemenangan partai PDIP dan Ganjar di Stadion Jati Diri, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (25/8/2023). ANTARA FOTO/Makna Zaezar/foc.

Respons PDIP dan Partai Lain

Deputi Bappilu Partai Demokrat, Kamhar Lakumani mengakui, Jateng adalah daerah sulit untuk merebut suara dari PDIP. Ia mengatakan, Demokrat hanya mampu mengamankan 5 kursi dari 10 dapil di Jateng. Namun, khusus pileg kali ini, mereka mematok semua dapil ada perwakilan Demokrat.

“Pileg 2024 mendatang kami memasang target seluruh dapil bisa terisi, atau meloloskan 10 kursi di DPR-RI. Dari daftar caleg yang kami miliki, target minimal bisa meloloskan 8 kursi,” kata Kamhar kepada reporter Tirto, Jumat (8/9/2023).

Kamhar optimistis Partai Demokrat bisa memperoleh target tersebut dengan kader yang ditempatkan di Jateng. "Kami optimis target 8-10 kursi bisa terpenuhi," kata Kamhar.

Sementara itu, Juru Bicara DPP PDIP, Deddy Sitorus menegaskan, partai berlambang banteng akan menggunakan satu cara di Pileg 2024, yakni merebut suara rakyat. Ia optimistis PDIP akan menjaga Jateng sebagai 'kandang banteng'.

Ia beralasan, kader PDIP yang diturunkan di Jateng adalah kader yang teruji, berkali-kali menang. Kemudian mesin partai sudah teruji. Ia juga mengatakan bahwa ada peran eks Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang mana rakyat antusias mendukungnya sebagai the next president pengganti Jokowi.

Deddy pun optimistis, PDIP malah semakin solid dan memenangkan pemilu jika ada partai lain yang 'bersemangat' untuk merebut suara di Jateng.

“Kalau soal partai lain mah makin mereka gerak, ya banteng itu kalau enggak ada musuh, dia ngerumput. Justru dengan menaruh orang di sana untuk mengganggu, malah itu akan semakin memperkuat akar rumput kami, makin militan gitu. Jadi enggak ada cara yang aneh-aneh. Makanya kemarin kita konsolidasikan," kata Deddy.

Deddy yakin PDIP bisa memperoleh suara besar. Ia mengingatkan bahwa PDIP memiliki banyak kader yang menjadi kepala daerah, struktur hingga kader yang memenangkan pemilu legislatif berkali-kali. Oleh karena itu, PDIP punya modal lebih.

“Jadi saya kira bukan berarti kami meremehkan yang lain atau jumawa, ya kita punya modal yang lebih besar daripada partai kalau di Jawa Tengah," kata Deddy.

Oleh karena itu, Deddy mengatakan, PDIP tidak punya strategi aneh di Pileg 2024. “Kita biasa bertempur. Justru semakin orang mengganggu kandang kita, ya banteng dulu sudah kabur atau sudah goyang malah pasti ngumpul lagi. Pengalaman kami seperti itu," kata Deddy.

Analis politik dari IPSOS Public Affair, Arif Nurul Imam juga meyakini, PDIP akan masih berkuasa di Jawa Tengah. Ia menekankan, posisi Jateng sebagai kandang banteng tidak lepas dari mesin politik mereka yang kuat. Ia bahkan memprediksi Jateng akan dikuasai PDIP setidaknya 10 tahun atau dua sesi pemilu ke depan.

“Mesin politik PDIP sangat kuat di samping dalam sejarahnya Jateng merupakan basis PNI atau pendukung Sukarno. Untuk 2 sampai 3 pemilu lagi, setidaknya Jateng masih akan jadi kandang PDIP," kata Imam kepada reporter Tirto.

Imam mengatakan, konsolidasi masif dan basis pemilih tradisional pendukung Sukarno yang bersifat Marhaenisme adalah modal kuat PDIP di Jateng. Akibat pendekatan ideologi tersebut, partai lain sulit mengambil ceruk pemilih.

Ia pun menilai, kemunculan tokoh-tokoh baru adalah upaya mereka untuk menjaga basis suara agar tetap konsisten mendukung PDIP. Oleh karena itu, partai lain akan sulit untuk meraup suara dari pemilih loyal PDIP di Jateng. Opsi partai lain adalah hanya mencari ceruk dari pemilih yang tidak dipegang PDIP.

“Cari pemilih yang swing voter karena kalau mengincar basis tradisional PDIP akan sia-sia," kata Imam.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz