Menuju konten utama
Hari Buruh Internasional

"Kisah Tiga Titik", Pergulatan Perempuan dalam Dunia Buruh

Peringatan Hari Buruh 2016 kali ini dimeriahkan oleh pementasan monolog “Kisah Tiga Titik”di Jakarta.

(Ilustrasi) Sejarah film Indonesia. foto/shutterstock

tirto.id - Peringatan Hari Buruh 2016 kali ini dimeriahkan oleh pementasan monolog “Kisah Tiga Titik”di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Minggu, (01/05/2016). Pementasan ini merupakan adaptasi dari film dengan judul serupa yang dirilis tahun 2013 lalu.

Wawan Sofwan, sutradara monolog ini, berharap supaya pementasan ini dapat turut meramaikan Hari Buruh yang jatuh tepat pada saat pementasan dilakukan.

"Monolog ini bertujuan untuk memperingati Hari Buruh dengan cara yang lain. Kalau film kan sudah biasa," kata Wawan ditemui usai pertunjukan di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Minggu, (02/05/2016).

Ia mengaku tidak kesulitan untuk mengarahkan ketiga pemain, karena dua di antaranya, Ririn Ekawati dan Maryam Supraba, juga memainkan peran serupa dalam filmnya. Di sisi lain, pemeran lainnya Dinda Kanyadewi hanya perlu menonton filmnya sebagai referensi pendalaman karakter Titik Dewanti Sari yang diperankannya.

Monolog “Kisah Tiga Titik” bercerita tentang tiga perempuan bernama Titik yang berjuang untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

Titik Sulastri (Ririn Ekawati) adalah seorang buruh yang dipaksa majikannya untuk berhenti bekerja karena hamil. Titik Dewanti Sari (Dinda Kanya Dewi) adalah seorang manajer personalia baru yang berusaha membantu Titik Sulastri.

Sementara itu, Titik Kartika adalah seorang buruh perempuan yang bekerja di bagian pengeleman pada sebuah pabrik sepatu. Ia terpaksa harus babak-belur setelah membela anak-anak Sekolah Dasar yang dipekerjakan sebagai buruh. Sebelumnya, ia juga baru saja dipecat dari pabrik tersebut melalui ponsel.

Dalam kesempatan yang sama, Ririn Ekawati yang memerankan Titik Sulastri merasa gugup saat memerankan monolog ini. Ia mengaku ini adalah pengalaman pertmanya mementaskan lakon monolog.

"Saya deg-degan banget. Sebenarnya ini modal nekat nerima job (pekerjaan) monolog ini," kata kelahiran Balikpapan 11 November 1982 ini di Jakarta, Minggu, (01/05/2016).

Ririn mengatakan, ia akhirnya bisa tampil lepas dan justru menikmati penampilannya.

"Ternyata senang dan seru. Kita bisa melihat langsung reaksi penonton atas apa yang kita sampaikan, yang kita ceritakan. Dan itu seru," ujarnya.

Sementara itu, Dinda Kanya Dewi selaku pemeran Titik Dewanti Sari merasa tertantang unutk terlibat dalam pementasan serupa di masa depan.

"Karena punya tingkat kesulitan yang berbeda dibanding yang lain. Kita bermain sendiri, punya tanggung jawab sendiri di atas panggung dan itu menyenangkan sekali," pungkas dara kelahiran Balikpapan, 5 Februari 1987 tersebut. (ANT)

Baca juga artikel terkait BURUH

tirto.id - Film
Sumber: Antara
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra