Menuju konten utama

Kibaran Bendera Tibet di Divisi Keempat

FIFA mengharamkan pesan politik, tapi siapa yang peduli? Kelompok pejuang Tibet juga tak peduli.

Kibaran Bendera Tibet di Divisi Keempat
Demonstran pro-Tibet membentangkan pesan kemerdekaan Tibet dalam acara kunjungan kenegaraan presiden Cina Xi Jinping di London, Inggris. REUTERS/Peter Nicholls

tirto.id - Tim Nasional Cina U-20 menjalani pertandingan pertamanya sebagai “bagian” dari Regionalliga Südwest, salah satu dari lima liga regional di divisi keempat liga Jerman, Sabtu (18/11) lalu. Sebuah insiden mewarnai pertandingan yang digelar di kandang TSV Schott Mainz, di Mainz-Mombach, tersebut.

Baru 25 menit pertandingan berjalan, para pemain Timnas Cina U-20 meninggalkan lapangan. Penyebabnya: enam aktivis Tibet Initiative Deutschland membentangkan bendera Tibet di tribun penonton. Mereka, bersama para staf pelatih, kemudian memasuki ruang ganti dan menolak bertanding hingga bendera-bendera Tibet di tribun disingkirkan.

Pertandingan terhenti sekitar setengah jam akibat insiden ini. Pertandingan akhirnya dilanjutkan. Tuan rumah menang 3-0. Selepas pertandingan, tidak satu pun pemain, pelatih kepala, dan manajer Timnas Cina U-20 menghadiri jumpa pers pascapertandingan.

Baca juga: Sejarah Negeri Tibet dan Hikayat Perjuangan Dalai Lama

“Kami tidak melakukan ini untuk mengganggu pertandingan,” ujar Tenzin Thabye Nanglo (30), salah seorang aktivis, sebagaimana dikutip dari Deutsche Welle. “Kami membentangkan bendera untuk menunjukkan kepada stasiun-stasiun TV Cina kami masih ada, kami belum menyerah. Di Cina kami tidak memiliki kebebasan berbicara. Di sini, seorang pria Cina ingin merebut bendera saya, namun saya di sini bukan untuk memulai perkelahian. Ini aksi damai.” Nanglo tiba di Jerman pada 2013 sebagai pengungsi.

Bendera sebagai biang masalah di pertandingan sepak bola bukan hal baru. September tahun lalu, UEFA (badan tertinggi asosiasi sepakbola Eropa) menjatuhkan denda senilai lebih dari 8 ribu euro kepada Celtic FC. Para pendukung klub asal Skotlandia tersebut membentangkan bendera Palestina dalam sebuah pertandingan melawan Hapoel Be’er Sheva, klub Israel, pada 17 Agustus 2016. Sepak bola, menurut UEFA (juga menurut FIFA, badan tertinggi asosiasi sepak bola dunia), harus bersih dari politik.

Senin (20/10) Kementerian Luar Negeri Cina mengecam insiden yang terjadi di Mainz-Mombach tersebut. Ronny Zimmermann, Wakil Presiden DFB (Asosiasi Sepak Bola Jerman) sekaligus chairman Regionalliga Südwest, tidak menerima protes pihak Cina.

Baca juga:

Cara Cina Menundukkan Tibet dengan Megaproyek

Cina Mulai Mengeksploitasi Air Bersih Tibet

“Kami tidak bisa melarang protes,” ujar Zimmermann sebagaimana dikutip dari Stuttgarter-Zeitung. “Jerman menjamin kebebasan berekspresi.”

Hingga sekarang, masyarakat Tibet masih menghadapi represi terhadap kebebasan berbicara, berkumpul, dan bergerak dari pemerintah Cina, yang menginvasi Tibet pada 1950.

Bantuan Dana dari Cina

Pada 25 November 2016, pemerintah Jerman dan Cina menandatangani perjanjian kerja sama sepak bola antara kedua negara. Perjanjian tersebut ditandatangani di Kantor Kanselir Jerman di Berlin.

Dalam perjanjian lima tahun tersebut disepakati kesepakatan dasar di tingkat negara, serta kesepakatan antara DFB, DFL (badan liga Jerman), Kementerian Pendidikan Cina, dan Asosiasi Sepak Bola Cina. Kesepakatan mencakup pertukaran yang bersifat terus menerus dan mutual antara Jerman dan Cina. Tujuannya adalah mengembangkan sepak bola Cina baik dalam hal pendidikan pemain, pelatih, atau wasit. Target paling dekatnya adalah mempersiapkan tim nasional untuk Olimpiade 2020.

Juni 2017, mulai muncul wacana penyertaan Tim Nasional Cina U-20 di salah satu divisi regional Jerman. Regionalliga Südwest menjadi pilihan ketimbang empat liga lain di divisi keempat karena jumlah pesertanya ganjil, 19 klub. Penyertaan Timnas Cina U-20 akan membulatkan jumlah peserta.

Baca juga: Diplomasi Panda dan Bujuk Rayu Cina

Infografik Pertandingan Macet Karena Bendera Tibet

Penyertaan tim nasional di liga asing sendiri bukan hal baru. Tim nasional bola tangan Inggris bertanding di divisi keenam liga Denmark sebagai bagian dari persiapan untuk Olimpiade London 2012; tim nasional perempuan hoki es Cina berkompetisi di Kanada untuk persiapan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022. Persetujuan klub lokal, walau demikian, sangat diperlukan.

“Sedari awal kami sudah mantap bahwa klub harus menyetujui hal ini,” ujar Felix Wiedemann, CEO Regionalliga Südwest, dalam wawancara dengan Deutsche Welle. “Jadi langkah pertamanya adalah menghubungi klub-klub untuk memastikan mereka sepakat. Semua dari 19 klub merespon positif dan berkata: ‘ini hebat, ayo jalankan.’ Itu kunci bagi kami.”

Pernyataan Wiedemann, walau demikian, bertentangan dengan pernyataan Markus Kompp, CEO SV Waldhof Mannheim, salah satu klub peserta Regionalliga musim 2017/18. “SV Waldhof Mannheim belum memberi persetujuan,” ujar Kompp kepada DPA.

Rot-Weiss Essen dan Rot-Weiss Oberhausen, dari liga yang berbeda di divisi yang sama, melayangkan kritik dengan caranya masing-masing. Para pendukung klub-klub Jerman menilai penyertaan Timnas Cina U-20 adalah bentuk komersialisasi sepak bola yang kelewatan ‒ sepak bola Jerman, bahkan di tingkat profesional, dikenal sebagai salah satu yang paling merakyat dan terjangkau.

Baca juga:

Pada 11 Juli 2017 diputuskan: Timnas Cina U-20 akan bertanding melawan klub-klub Regionalliga Südwest, namun hanya 14 di antaranya (dua lainnya menyusul kemudian). Dan mereka baru akan memulai keterlibatannya di putaran kedua (Regionalliga Südwest dimulai pada 28 Juli). Serta, hasil-hasil pertandingan yang melibatkan Timnas Cina U-20 tidak akan disertakan dalam perhitungan liga. Klub-klub yang bertanding dengan Timnas Cina U-20 akan mendapat 15 ribu euro dari Asosiasi Sepak Bola Cina.

“Ada 19 tim di liga kami. Ketika satu di antaranya tidak punya jadwal pertandingan, menjalani pertandingan persahabatan adalah masuk akal,” ujar Till Pleuger, pelatih kepala TSV Schott Mainz, kepada Deutsche Welle. “Tentu saja komponen finansial ini penting. Bahkan walau kami disponsori perusahaan lokal, kami tetap klub olah raga dengan 28 cabang berbeda. Dan kami sangat kecil dibanding tim-tim lain di divisi ini. Kami baru promosi dan pengeluaran kami banyak, seperti perbaikan stadion, yang biayanya sendiri saja sekitar 250 ribu euro.”

Pertandingan melawan Schott Mainz Sabtu lalu adalah yang pertama dari rangkaian 16 pertandingan yang akan dijalani Timnas Cina U-20 hingga pertengahan tahun depan. Kritik masih berdatangan, pun begitu dengan insiden-insiden yang, kemungkina, tak akan berhenti di sini. Namun mereka juga sudah diterima.

Baca juga artikel terkait TIBET atau tulisan lainnya dari Taufiq Nur Shiddiq

tirto.id - Olahraga
Reporter: Taufiq Nur Shiddiq
Penulis: Taufiq Nur Shiddiq
Editor: Zen RS