Menuju konten utama

KIARA: Seharusnya Pulau Reklamasi Ditanami Bakau, Bukan Diberi IMB

Susan Herawati menyatakan seharusnya Anies mengizinkan masyarakat mengelola pulau reklamasi untuk menjadi hutan bakau, dan bukan malah menerbitkan IMB.

KIARA: Seharusnya Pulau Reklamasi Ditanami Bakau, Bukan Diberi IMB
Sejumlah aktivis yang tergabung Koalisi Selamatkan Teluk Jakarta melakukan aksi menolak reklamasi di Jakarta, Senin (24/6/2019). tirto.id/Andrey Gromico.

tirto.id - Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) Susan Herawati menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak serius memenuhi janjinya mengalihkan peruntukan pulau reklamasi untuk kepentingan masyarakat.

Jika Anies serius, kata Susan, semestinya Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk gedung milik pengembang pulau reklamasi tidak diterbitkan oleh Pemprov DKI Jakarta.

Komentar Susan merespons penerbitan IMB bagi 932 bangunan di Pulau C dan D yang dibangun oleh PT Kapuk Naga Indah, anak usaha Agung Sedayu Group milik Sugianto Kusuma alias Aguan.

Menurut Susan, seharusnya Anies menyerahkan pengelolaan pulau reklamasi kepada masyarakat untuk dikelola menjadi hutan bakau dan ditanami pohon kelapa.

"Masyarakat sudah siap menanam mangrove [bakau] dan pohon kelapa," kata Susan saat ditemui di Cikini, Jakarta Pusat, pada Jumat (28/6/2019).

Susan mengatakan, menanami pulau reklamasi dengan bakau dan kelapa merupakan salah satu upaya merehabilitasi Teluk Jakarta yang mengalami kerusakan ekologis akibat proyek reklamasi.

"Cara merehabilitasi dengan beberapa opsi, salah satunya, kembalikan pulau-pulau yang sudah terbangun ke masyarakat sipil dan biarkan mereka mengatur ini," ujar dia.

Berdasarkan keterangan, salah satu nelayan di Teluk Jakarta, Iwan Sarmidi proyek reklamasi telah membawa dampak ekologis yang serius. Pembangunan Pulau C dan Pulau D, kata dia, membuat perairan di Teluk Jakarta yang menjadi lokasinya mencari ikan berubah drastis.

"Tidak bisa seperti dulu lagi, terbendung oleh reklamasi jadi pertumbuhan biota laut kurang subur. Itu Dampak dari reklamasi," kata Iwan pada 26 Juni lalu.

Iwan mengaku penghasilannya juga anjlok setelah proyek reklamasi berlangsung meski belakangan mulai beranjak membaik.

"Sudah mulai pada pulih lagi, cuma tidak seperti dulu lagi, tidak sesempurna dulu, karena sudah terbentuk [pulau reklamasi]," ujarnya.

"Tapi, kalau reklamasi itu dilanjutkan lagi, jelas akan lebih memperburuk keadaan nelayan tradisional," tambah dia.

Baca juga artikel terkait PROYEK REKLAMASI atau tulisan lainnya dari Fadiyah Alaidrus

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Fadiyah Alaidrus
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Addi M Idhom