tirto.id - Investasi penting dilakukan untuk melindungi aset yang dimiliki maupun mendapatkan imbal hasil yang lebih besar. Maka itu, investasi penting dilakukan sedini mungkin.
Namun, sebelum melakukan investasi, investor penting untuk mengetahui tujuan dalam melakukan investasi beserta risiko yang akan diperoleh.
Pemahaman yang baik terkait instrumen investasi jauh lebih baik untuk meminimalkan risiko yang ada.
Dikutip dari laman BBS BINUS, jenis-jenis investasi dengan risiko yang kecil dibandingkan dengan investasi saham, yaitu investasi properti, emas, deposito, dan kurs mata uang asing.
Jika investor tertarik dengan investasi pasar modal saham tapi tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang pasar modal saham sebaiknya menggunakan investasi reksadana.
Investasi reksadana akan membuat modal yang ditanam bisa dikelola oleh seorang manager investasi atau profesional.
Tips Investasi yang Aman agar Tidak Rugi
Tidak sedikit orang yang khawatir untuk memulai investasi. Lantaran, investasi bisa menyebabkan kehilangan uang dan membutuhkan modal yang besar.
Agar tidak keliru dalam melakukan investasi, berikut tips investasi yang aman agar tidak rugi menurut laman CIMB Niaga:
1. Tanamkan cara pikir yang benar
Saat ingin memulai berinvestasi, cobalah untuk tidak takut mengambil risiko. Cara pikir yang benar merupakan salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk memengaruhi kesuksesan seseorang selain pengalaman, kerja keras, kemampuan, dan seterusnya.
2. Pilih platform investasi yang tepat
Layaknya menanam pohon, investasi juga akan bertumbuh seiring berjalannya waktu.
Maka itu, agar investasi dapat bertumbuh dengan kuat dan kokoh sebaiknya lakukan investasi sedini mungkin dengan mengetahui tujuan dalam berinvestasi sehingga akan bebas finansial saat sudah lanjut usia.
3. Bagi modal yang dimiliki
Tips berikutnya agar investasi pemula bisa terealisasi dengan baik adalah membagi modal yang dimiliki ke dalam beberapa aset atau diversifikasi.
Contoh umum dari diversifikasi, yaitu emas, saham, properti, dan surat hutang. Tujuan diverifikasi adalah untuk mencegah kegagalan total bila salah satu aset mengalami kerugian karena aset lainnya mengalami keuntungan.
4. Perhatikan inflasi
Dalam berinvestasi, sikap memperhatikan inflasi sangatlah penting. Lantaran, jika seorang investor mengabaikan inflasi dalam sarana investasi jangka panjang maka hal ini bisa berakibat pada investasi yang diambil mengecilkan daya belinya.
Berdasarkan laporan dari Bank Indonesia, pada Agustus 2013 Indonesia mengalami inflasi sebesar 8.79 persen dan pada Juli 2013 sebanyak 8.61 persen.
Artinya, jika investor menanamkan uang di Bank BUMN Deposito yang memberikan bunga 5.46 persen untuk 1 tahun atau bahkan di Bank Swasta non-devisa (yang terkenal dengan suku bunga yang tinggi) 7.21 persen untuk 1 tahun, investor mempunyai risiko inflasi yakni nilai tunai akan berkurang oleh inflasi.
5. Pilih investasi yang tepat
Investasi memiliki banyak jenis, yaitu saham, obligasi, deposito, dan sebagainya. Setiap jenis investasi mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing dengan risiko yang berbeda.
Maka itu, untuk berinvestasi saham investor perlu menguatkan mental dan pelajari lebih lanjut tentang seluk beluk berinvestasi secara utuh untuk memahami risikonya.
6. Jangan berlebihan
Biasanya ketakutan yang paling besar ketika berinvestasi adalah kehilangan uang. Namun, dengan kondisi pasar seiring berjalan waktu tentang akan membuat investor terbiasa.
Memiliki sikap terlalu berlebihan saat berinvestasi akan berpengaruh pada psikologis apalagi untuk pemula. Sehingga dalam hal ini upayakan agar tidak terkecoh dengan rekomendasi investasi yang belum tentu sesuai.
7. Jangan terlalu sering memantau
Tidak terlalu sering memantau akan membantu investor untuk bersikap lebih tenang. Lantaran tujuan utama investasi adalah membangun kekayaan dalam waktu yang panjang.
Maka itu, sebaiknya pantaulah investasi yang dimiliki setidaknya sebulan sekali.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dhita Koesno