tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan bahwa Indonesia tetap bekerja sama dengan negara-negara lain dalam penanganan COVID-19. Salah satunya, dalam penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kesehatan.
Sebagai negara produsen APD terbesar di dunia, kata Sri Mulyani, Indonesia juga tetap membuka ekspor ke negara-negara yang industrinya tak bisa memproduksi barang tersebut.
Meski tetap menjalin kerja sama global dalam menangani COVID-19, ia memastikan bahwa pemerintah akan memprioritaskan kebutuhan APD di dalam negeri.
"Indonesia juga membantu, karena salah satu negara penghasil APD terbesar dunia. Jadi kontrak dengan negara lain tetap akan kami penuhi tanpa kita korbankan kebutuhan APD di dalam negeri," ucap Sri Mulyani di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (14/4/2020).
Lantaran itu lah, kata dia, pemerintah menjalin komunikasi ke beberapa negara yang baru-baru ini memesan pengadaan APD dari Indonesia untuk membatasi atau bahkan menolak.
"Memang tensinya sangat tinggi, banyak negara yang betul-betul butuh APD dan saat memesan mereka ingin APD segera dikirim ke negaranya. Namun kami katakan di Indonesia juga butuh," urai Sri Mulyani
"Kemarin pembicaraan dengan Korea dan Jepang semua tujuannya untuk penuhi APD dalam negeri dan di sisi lain penuhi kebutuhan negara lain yang tak memiliki industri membuat APD," imbuhnya.
Di sisi lain, Indonesia juga mendapat keuntungan lantaran telah mendapat hak produksi ventilator sendiri. "Ventilator, yang sudah diumumkan property right nya bisa diproduksi, ini membuka kesempatan bagi industri untuk membuat ventilator sesuai spesifikasi kesehatan. Ini salah satu bentuk kerja sama global," pungkasnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Hendra Friana