Menuju konten utama

Kenali Museum Sumpah Pemuda: Sejarah, Letak, Jadwal-Harga Tiket

Letak, jadwal, dan harga tiket museum Sumpah Pemuda beserta kronologi sejarah tempat Museum Sumpah Pemuda.

Kenali Museum Sumpah Pemuda: Sejarah, Letak, Jadwal-Harga Tiket
Anak-anak ditemani orang tua, mengunjungi Museum Sumpah Pemuda di Jalan Kramat Raya No. 106, Jakarta Pusat, Minggu (28/10/2018). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

tirto.id - Museum Sumpah Pemuda berdiri pada tahun 1973. Berdasarkan sejarahnya, museum Sumpah Pemuda ini dulunya digunakan sebagai tempat digelarnya Kongres Pemuda II.

Lokasi Museum Sumpah Pemuda ini bertempat di Jalan Kramat Raya 106, Jakarta Pusat. Pengunjung juga dapat mengakses Museum Sumpah Pemuda secara virtual melalui laman yang dapat diakses secara online di sini.

Menilik dari sejarahnya, Sumpah Pemuda awalnya digagas oleh para Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPPI) yaitu organisasi pemuda yang terdiri atas pelajar dari seluruh Indonesia.

Mereka berinisiatif untuk membentuk organisasi tersebut dengan tujuan untuk membela negara yang salah satunya dengan mengadakan kongres yang menghasilkan Sumpah Pemuda. Dalam rumusan tersebut terdapat 3 ikrar yang diucapkan:

  • Pertama: Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengaku bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia
  • Kedoea: Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia
  • Ketiga: Kami poetera dan poetri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatuan, bahasa Indonesia

Museum Sumpah Pemuda

Museum Sumpah Pemuda didirikan atas adanya sejarah sumpah pemuda. Isi ikrar sumpah pemuda ditulis oleh Mohammad Yamin dengan diketuai oleh Suganda Djojopustpito.

Tempat yang digunakan untuk kongres pertemuan para anggota PPPI menjadi dasar diabadikannya museum sumpah pemuda hingga sekarang.

Laman resmi Museum Sumpah Pemuda Kemendikbud menjelaskan kronologis perkembangan Gedung Sumpah Pemuda:

1. Commensalen Huis (1908)

Awal mulanya tempat ini pada awalnya merupakan tempat tinggal milik Sie Kong Lian yang disewa para pelajar Stovia dan Rechtsschool sebagai tempat tinggal mereka.

2. Indonesische/Clubgebouw (1927)

Pada tahun 1927 gedung ini digunakan untuk berbagai organisasi pergerakan pemuda dan Bung Karno juga sering mengunjungi Gedung Kramat 106 yang berubah menjadi Indonesische Clubhuis atau Clubgebouw (gedung pertemuan).

3. Gedung Sumpah Pemuda (1928)

Ketua PPPI, Soegondo Djojopuspito mengadakan kongres pemuda II sekaligus dipilih sebagai ketua Kongres.

4. Rumah Tinggal (1934 – 1937)

Dijuluki sebagai rumah tinggal karena gedung ini sempat dialihfungsikan untuk tempat tinggal yang disewakan kepada Pang Tjem karena para pemuda yang sudah lulus dan tidak melanjutkan sewanya pada tahun 1934.

5. Toko bunga (1937-1948)

Gedung ini disewakan kepada Loh Jing Tjoe sebagai toko bunga.

6. Hotel Hersia (1948 – 1951)

Dari tahun 1948 – 1951 gedung ini difungsikan sebagai Hotel Hersia

7. Kantor Inspektorat Bea dan Cukai (1951 – 1970)

Gedung Keramat 106 disewa oleh Inspektorat Bea dan Cukai untuk perkantoran.

8. Museum Sumpah Pemuda (1973 – sekarang)

Pada tahun 1973 yang mulanya Gedung Keramat 106 berubah menjadi Gedung Sumpah Pemuda yang digunakan untuk mengenang perjalanan para pemuda yang memperjuangkan Indonesia.

Harga Tiket dan Kunjungan

Dilansir dari laman resminya, waktu kunjungan Museum Sumpah Pemuda adalah mulai pukul 08.00 hingga 16.30 WIB dengan harga tiket mulai Rp500 hingga Rp10.000.

Waktu kunjungan Museum Sumpah Pemuda

Selasa – Kamis, Sabtu – Minggu : 08.00 – 16.00 WIB

Jumat : 08.00 – 16.30 WIB

Senin dan Hari Libur Besar: tutup

Harga tiket masuk Museum Sumpah Pemuda

Rombongan

Dewasa: Rp1.000

Anak-anak: Rp500

Perorangan

Dewasa :Rp2.000

Anak-anak : Rp1.000

Pengunjung asing / Foreign Tourist : Rp10.000

Baca juga artikel terkait MUSEUM SUMPAH PEMUDA atau tulisan lainnya dari Wulandari

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Wulandari
Penulis: Wulandari
Editor: Yulaika Ramadhani