Menuju konten utama

Kementerian PUPR Gandeng Jepang Awasi Pembangunan Ibu Kota Baru

Kementerian PUPR menggandeng konsultan Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk mengawasi pembangunan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur.

Kementerian PUPR Gandeng Jepang Awasi Pembangunan Ibu Kota Baru
Mobil yang membawa Presiden Joko Widodo melewati jalan berlumpur saat meninjau lokasi rencana ibu kota baru di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (17/12/2019). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww.

tirto.id - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggandeng konsultan dari Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk mengawasi pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Hal tersebut karena Kementerian PUPR belum memiliki pengalaman membangun sebuah kota.

“JICA memang akan bergabung dengan kita. JICA ini menjadi sebagai konsultan untuk mengawasi, pengawas, untuk seluruh bangunan-bangunan kita,” kata Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti dikutip Antara, Jakarta, Senin (18/7/2022).

Diana mengatakan peran JICA dibutuhkan sebagai quality assurance dalam pembangunan IKN. “Juga untuk kontrol, yang artinya melakukan quality assurance-nya, karena memang kami Kementerian PUPR belum mempunyai pengalaman untuk membangun suatu kota,” ujarnya.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pada Rabu (13/7/2022) telah bertemu dengan Chief Representative JICA Takehiro Yasui. Konsultan JICA dalam pertemuan itu telah memaparkan hasil studi mengenai empat tantangan dalam menjamin mutu pembangunan IKN.

Pertama, diperlukan integrasi berdasarkan kondisi dasar di mana semua desain dan pembangunan harus berdasarkan kondisi topografi dan geologi saat ini. Kemudian, land grading dan semua rencana infrastruktur harus merujuk ke rencana drainase untuk mencegah bencana banjir.

Kedua, diperlukan koordinasi infrastruktur bawah tanah. Salah satunya adalah pengamanan untuk luas ruang bebas/right-of-way (ROW) terutama untuk lubang got dan struktur yang lebih besar seperti pompa pengangkat saluran pembuangan.

Ketiga, perlu disiapkan ruang untuk menjamin aksesibilitas perluasan di masa depan. Salah satunya adalah kebutuhan lahan untuk layanan transportasi umum seperti halte dan utilitas jalan seperti lampu dan CCTV. Kemudian, keempat adalah jaminan mutu konstruksi.

Menteri Basuki mengapresiasi hasil studi tim konsultan JICA ini. Ia mengatakan bahwa untuk tantangan nomor satu konsultan JICA sangat jeli dalam melakukan observasi.

“Kita akan bergantung betul dengan rencana drainase untuk mencegah banjir. Untuk itu berkali-kali saya tanya siapa yang akan bertanggung jawab dengan drainase IKN, karena ini sangat penting,” katanya.

Menteri Basuki juga berharap kehadiran konsultan JICA ini akan mempermudah untuk terwujudnya pembangunan IKN Nusantara dengan kualitas yang baik. “Kami percaya Anda sekalian akan membantu untuk menjamin mutu pembangunan IKN, untuk itu jangan ragu untuk memberi kami saran atau koreksi agar tujuan kita tercapai,” ujarnya.

Pemerintah telah memulai pembangunan IKN, yang terbagi dalam tiga tahap hingga 2045. Tahap pertama pada 2022-2024 adalah tahap pembangunan infrastruktur inti, antara lain, Istana Presiden, Istana Wakil Presiden, Gedung MPR/DPR, kantor-kantor pemerintahan, markas TNI-Polri, serta perumahan.

Saat ini, Kementerian PUPR sedang melakukan pengembangan lahan (land development) untuk memulai pembangunan kawasan dan gedung di IKN. Sedangkan pembangunan IKN tahap dua akan dilakukan pada 2025-2035 dan tahap tiga pada 2035-2045.

Dari sisi anggaran, Pemerintah membutuhkan total anggaran Rp466 triliun dalam membangun IKN Nusantara. Dari total anggaran Rp466 triliun tersebut, pemerintah merencanakan sebanyak 19-20 persen dari APBN, sementara sisanya berasal dari investasi dan kemitraan dengan swasta.

Baca juga artikel terkait PEMBANGUNAN IBU KOTA BARU

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Anggun P Situmorang