Menuju konten utama

Resesi Global, IMF Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh Positif

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menilai Indonesia akan tetap kuat karena adanya manajemen ekonomi negara yang baik.

Resesi Global, IMF Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh Positif
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, sebelum pertemuan bilateral disela KTT ke-35 ASEAN di Bangkok, Thailand, Minggu (3/11/2019). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/ama.

tirto.id - Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi Indonesia menjadi salah satu negara yang aman dari jurang resesi. Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva meyakini ekonomi Tanah Air masih bisa tumbuh positif tahun ini.

Hal itu disampaikan saat melakukan kunjungan ke pusat belanja Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu (17/7/2022). Dalam kunjungan tersebut Kristalina Georgieva didampingi oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.

"Kami berharap Indonesia dapat menyelesaikan tahun ini dengan pertumbuhan yang sangat sehat," katanya dikutip dari Antara, Senin (18/7/2022).

Georgieva menyampaikan kabar baik bahwa dalam skenario dasar IMF, pihaknya tidak mengharapkan resesi global pada 2022 ataupun 2023 mendatang. Dia juga menilai risiko terbesar untuk Indonesia bukan di dalam melainkan dari luar negeri.

"Kami mengharapkan [Indonesia] tumbuh positif tahun depan. Risiko terbesar bagi Indonesia bukan dari dalam negeri, melainkan dari luar negeri," jelasnya.

Lebih lanjut, dia menilai Indonesia akan tetap kuat karena adanya manajemen ekonomi negara yang baik. Karena itu, Georgieva menuturkan bila itu dipertahankan Indonesia akan sedikit terkena goncangan ekonomi global.

"Untungnya, bagi Indonesia, karena kekuatan ekonomi dan manajemen yang baik, negara ini tidak terpengaruh," ungkapnya.

Dia juga menilai negara-negara seperti Sri Lanka saat ini tidak mampu membayar utang mereka yang dapat menyebabkan arus modal keluar dari pasar negara berkembang. Georgieva mengungkapkan bahwa kondisi itu sudah terjadi, bahkan pada paruh pertama tahun ini sebanyak 52 miliar dolar AS telah meninggalkan pasar negara berkembang.

Terkait hal itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengaku senang mendengar prediksi dari IMF. Namun, Erick mengklaim pemerintah tetap waspada khususnya dari dampak ekonomi global.

"Secara eksternal, yang namanya geopolitik, global ekonomi bisa saja berdampak," ucap Erick Thohir.

Baca juga artikel terkait INDONESIA RESESI

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin