Menuju konten utama

KemenPPPA akan Luncurkan Gerakan Satu Jam Keluarga Tanpa Gadget

Menteri PPPA, Arifatul Choiri Fauzi, menilai solidaritas di masyarakat semakin menghilang karena adanya gawai.

KemenPPPA akan Luncurkan Gerakan Satu Jam Keluarga Tanpa Gadget
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, di Menara PNM, Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Jumat (10/1/2025). Tirto.id/Rahma Dwi Safitri

tirto.id - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) akan meluncurkan Gerakan Ramadhan Ramah Anak pada Rabu (5/3/2025). Adapun, salah satu poin dari program ini adalah satu jam keluarga tanpa gadget atau gawai.

Menteri PPPA, Arifatul Choiri Fauzi, mengatakan bahwa gerakan ini diluncurkan bersama dengan enam kementerian lain guna membangun karakter anak Indonesia. Dia menyebut, hal ini juga akan menjadi program yang diterapkan di seluruh elemen masyarakat.

“Sebagai penanaman karakter anak Indonesia, besok hari Rabu tanggal 5, kami akan me-launching gerakan Ramadhan Ramah Anak. Salah satu poin kegiatannya adalah satu jam keluarga berkualitas tanpa gawai,” kata dia di Gedung KemenPPPA, Jakarta Pusat, pada Selasa (4/3/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Arifah menyebut bahwa solidaritas di masyarakat semakin menghilang karena adanya gawai. Bahkan, dia menyebut menemukan salah satu kasus kakak beradik yang mengalami kekerasan seksual di salah satu kabupaten di Indonesia.

“Saya tanya dengan terduga pelakunya ‘dari mana kamu mendapatkan ilmu tentang hubungan suami istri yang harusnya dilakukan oleh orang dewasa melalui proses pernikahan tapi kalian lakukan di usia yang masih 14 tahun?’ Jawabnya lewat gadget,” ujar Arifah.

Arifah menjelaskan bahwa dalam kasus tersebut anak mengetahui ilmu tersebut tanpa pengawasan orang tua. Para anak, kata dia, berdalih sedang melakukan belajar bersama saat ibunya sedang sibuk bekerja.

“Kami menganalisa kesimpulan sementara kami adalah, pertama, penyebab adanya kekerasan baiknya di perempuan maupun anak. Yang pertama adalah pola asuh. Yang kedua karena pengaruh gadget yang tidak bijaksana dalam penggunaannya,” ujarnya.

Oleh karena itu, Arifah menyebut juga akan menawarkan solusi dengan permainan tradisional agar anak-anak dapat bersosialisasi dengan anak lainnya. Menurut dia, hal ini secara tidak langsung akan menanamkan persatuan sekaligus agar anak dapat memanfaatkan ruang terbuka dibandingkan gawai.

"Mau Islam, Kristen, Hindu, Buddha, mereka akan tetap bermain bersama. Menurut kami ini penting di zaman yang seperti ini untuk meneguhkan kesatuan Republik Indonesia,” jelasnya.

Baca juga artikel terkait RAMAH ANAK atau tulisan lainnya dari Rahma Dwi Safitri

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Rahma Dwi Safitri
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Bayu Septianto