tirto.id - Data astronomi memperlihatkan, pada hari Jumat (15/7/2016) matahari akan melintas tepat di atas Ka'bah tepat pada Pukul 16.47 WIB atau Pukul 17.27 WITA.
Merujuk pada data tersebut, Kementerian Agama mengedarkan imbauan kepada kaum muslimin dan pengurus masjid/mushalla (takmir) untuk memverifikasi kesesuaian arah kiblat.
“Sehingga bayang-bayang suatu benda yang berdiri tegak lurus di mana saja pada jam itu akan mengarah ke Ka'bah,” demikian penjelasan Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama Muhammad Thambrin di Jakarta, Rabu (13/7/2016).
Menurut Thambrin, berdasarkan tinjauan astronomis/falak, teknik-teknik yang dapat tipergunakan untuk meluruskan arah kiblat ialah menggunakan kompas, theodolit (alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak), serta memanfaatkan fenomena posisi matahari melintas tepat di atas Ka'bah, dikenal dengan istilah Istiwa A'zam atau Rashdul Kiblat.
Melalui siaran pers, Humas Kementerian Agama menyiarkan langkah-langkah antara lain: pertama, pastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus atau pergunakan lot/bandul. Kedua, permukaan dasar harus betul-betul datar dan rata. Ketiga, jam pengukuran harus disesuaikan dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Radio Republik Indonesia (RRI), atau Telkom.
Jika ketiga tahapan itu sudah dilakukan, maka bayangan benda yang digunakan untuk memverifikasi itu akan mengarah ke Ka'bah.
Fenomena alam yang sama pernah terjadi pada Jumat (27/5/2016) lalu. Saat itu, matahari melintas tepat di atas Ka'bah pukul 16.18 WIB dan 17.18 WITA.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh