Menuju konten utama

Kematian Dokter Pengungkap Virus Corona Bentuk Kegagalan HAM Cina

Kasus Li Wenliang merupakan bukti nyata obsesi pemerintah China akan 'stabilitas' negara dengan menekan informasi penting untuk publik.

Kematian Dokter Pengungkap Virus Corona Bentuk Kegagalan HAM Cina
Gambar ini diambil dari video yang menunjukkan selfie dari Dr. Li Wenliang. Dokter China yang mendapat masalah dengan pihak berwenang di negara komunis tersebut karena membunyikan peringatan dini tentang wabah korona sebelum akhirnya dirinya meninggal pada hari Jumat, 7 Februari 2020, setelah jatuh sakit. Rumah Sakit Pusat Wuhan mengatakan dalam akun media sosialnya bahwa Dr. Li adalah dokter mata berusia 34 tahun, "sayangnya terinfeksi saat berjuang melawan epidemi pneumonia dari infeksi virus corona baru." AP Foto

tirto.id - Amnesty International menyoroti kematian Li Wenliang, dokter yang mencoba mengeluarkan peringatan pertama tentang virus Corona tipe baru, sebagai kegagalan HAM di China.

Li sebelumnya diperingatkan oleh polisi Wuhan setelah mencoba mengeluarkan peringatan pertama tentang virus Corona dan kemudian meninggal dunia karena terdiagnosa terjangkit virus tersebut.

“Kasus Li Wenliang adalah pengingat yang tragis tentang bagaimana obsesi pemerintah China akan 'stabilitas' mendorong negara ini untuk menekan informasi penting tentang hal-hal yang menjadi kepentingan umum,” kata Direktur Regional Amnesty International untuk Asia Timur, Asia Tenggara, dan Pasifik Nicholas Bequelin dalam keterangan tertulis, Jumat seperti dikutip Antara.

Lebih lanjut Nicholas mengatakan China harus belajar dari kasus Li dan mengadopsi pendekatan yang menghormati hak asasi manusia untuk memerangi wabah ini.

“Tidak ada yang berhak menghadapi pelecehan atau sanksi karena berbicara tentang kondisi bahaya bagi publik, hanya karena hal itu bisa mempermalukan pemerintah,” ujar dia.

Li Wenliang terinfeksi virus corona saat bekerja di Rumah Sakit Pusat Wuhan. Rumah Sakit itu mengonfirmasi kematiannya pada Jumat pagi waktu setempat, beberapa jam setelah pihak rumah sakit menepis kabar kematian salah satu dokternya itu.

Ia sempat mengirimkan peringatan kepada sesama petugas medis pada akhir Desember 2019 tentang pasien dengan gejala yang mirip dengan wabah sindrom pernafasan akut (SARS) yang bermula di China selatan pada 2002.

Li segera dibungkam dan dihukum oleh pemerintah setempat karena "menyebar desas-desus" terkait virus Corona.

Efek dari virus tersebut dipastikan telah menewaskan lebih dari 600 orang dan menginfeksi lebih dari 30.000 orang di daratan China, meskipun jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA

tirto.id - Hukum
Sumber: Antara
Editor: Restu Diantina Putri