Menuju konten utama

Karyawan Big 4 Company EY Meninggal Dunia, Apa Penyebabnya?

Penyebab karyawan big 4 company Ernst & Young (EY) India meninggal dunia menurut keluarga. Benarkah karena beban kerja yang terlalu berat?

Karyawan Big 4 Company EY Meninggal Dunia, Apa Penyebabnya?
Ilustrasi Mayat. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Seorang karyawan Ernst & Young (EY) India dikabarkan meninggal dunia dan menjadi viral di media sosial. Kasus ini disorot publik lantaran muncul dugaan adanya tekanan dalam pekerjaan di lingkungan EY.

EY sendiri merupakan satu dari empat perusahaan besar di bidang akuntan publik alias big 4 company. EY termasuk perusahaan terbesar juga di India. Adapun karyawan EY India yang meninggal dunia bernama Anna Sebastian Perayil (26).

Penyebab kematian Anna disampaikan oleh pihak keluarga melalui surat yang ditulis sang ibu Anita Augustine. Melalui surat tersebut, Anita menyampaikan bahwa Anna baru saja bekerja di EY selama empat bulan.

Ia menjabat sebagai akuntan berizin di SR Batliboi, firma anggota EY Global, di Pune, sebuah kota di negara bagian Maharashtra bagian barat, India. Sayangnya, baru beberapa bulan bekerja di big 4 company ini, Anna meninggal dunia.

Kasus karyawan EY meninggal diduga karena kelelahan memicu publik mencari tahu lebih dalam kondisi kerja di perusahaan tersebut. Terlebih, pihak keluarga mengaku bahwa tidak ada satupun perwakilan perusahaan yang menghadiri pemakaman Anna.

Tingginya simpati publik terhadap kisah Anna membuat kasus kematiannya menjadi viral. Tak hanya itu, warganet kini mulai menyerbu media sosial Ernst & Young dan menuliskan berbagai kritikan.

Akibat kondisi tersebut, Instagram resmi EY, yaitu @Ey_global terpaksa menutup kolom komentar di salah satu unggahannya.

Penyebab Karyawan EY Meninggal Dunia

Menurut keluarga, penyebab meninggalnya karyawan EY adalah kelelahan karena bekerja terlalu berat. Hal ini disampaikan sang ibu melalui sebuah surat.

Surat yang ditulis ibu Anna menyinggung soal beban kerja, jam kerja yang panjang membebani anaknya secara fisik, emosional, dan mental. Menurut ibu Anna, ia sempat membawa sang anak ke dokter, pada bulan Juli 2024.

Hasil pemeriksaan menyatakan bahwa Anna mengalami "Penyempitan Dada" selama sekitar satu pekan. Kondisi Anna tersebut muncul karena dirinya kurang tidur dan kebiasaan makan sangat larut malam.

Selaras dengan ibunya, ayah Anna, Sibi Joseph, menceritakan bahwa putrinya kerap menangis sejak diterima bekerja di EY. Anna sering mengeluhkan tekanan pekerjaan yang sangat tinggi hingga banyak ketegangan dan stres.

Joseph juga sempat meminta Anna mengundurkan diri, namun putrinya tetap memutuskan untuk bekerja kembali. Sayangnya, pada 21 Juli 2024, Anna terkapar pingsan.

Ia memang sempat dibawa ke rumah sakit, namun dikabarkan meninggal dunia tak lama kemudian. Orang tua Anna meyakini bahwa EY turut andil dalam menyebabkan kematian putrinya.

Hal itu dikaitkan dengan jam kerja Anna yang sering bekerja hingga larut malam, ditambah tekanan yang tinggi. Ditambah, Joseph mengatakan bahwa putrinya kerap melakukan pekerjaan tambahan yang tidak berkaitan dengan pekerjaannya.

Akibat pola kerja yang demikian, Anna diyakini mengalami stres berat, kelelahan, tak cukup tidur, dan jam makan berantakan yang memicu kondisi kesehatannya menurun.

Respons EY Terhadap Kasus Kematian Karyawan

Ketua EY India, Rajiv Memani, menyatakan penyesalannya atas insiden yang menimpa karyawannya, Anna Sebastian Perayil. Ia menulis sebuah surat terbuka melalui Linkedin untuk menyampaikan permohonan maaf karena tidak ada satupun pihak perusahaan yang mendatangi pemakaman Anna.

"Saya benar-benar menyesalkan kenyataan bahwa kami tidak dapat hadir di pemakaman Anna. Ini sama sekali tidak sesuai dengan budaya kami. Ini belum pernah terjadi sebelumnya; ini tidak akan pernah terjadi lagi," tulis Rajiv dalam unggahannya di akun Linkedin miliknya, seperti yang diterjemahkan oleh Times of India.

Rajiv menjelaskan bahwa perusahaannya sangat berkomitmen dalam memelihara tempat kerja yang harmonis dan sehat. Pernyataan sekaligus menepis dugaan budaya kerja yang buruk di perusahaan EY.

Perusahaan EY juga memberikan pernyataan terkait kasus yang menimpa karyawannya. EY menyampaikan belasungkawa.

"Kami sangat sedih atas meninggalnya Anna Sebastian yang tragis dan tidak tepat waktu pada Juli 2024. Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga yang ditinggalkan," tulis EY dalam sebuah pernyataan.

EY kemudian mengklaim bahwa perusahaan itu telah memberikan semua bantuan sebagaimana yang selalu dilakukan, terutama kepada karyawan. EY juga menegaskan akan selalu memprioritaskan kesejahteraan semua karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat.

Baca juga artikel terkait INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Imanudin Abdurohman

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Imanudin Abdurohman
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Yonada Nancy & Addi M Idhom