Menuju konten utama

Apa Itu Dow Jones & Benarkah Melemah karena Tarif Trump?

Dow Jones dilaporkan melemah pada Senin (7/4), ditengarai imbas dari kebijakan impor Donald Trump. Benarkah karena kebijakan AS dan apa itu Dow Jones?

Apa Itu Dow Jones & Benarkah Melemah karena Tarif Trump?
Ilustrasi investasi bisnis. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Dow Jones atau Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah hingga mengalami penurunan 349,26 poin atau 0,91% ke 37.965,60, per-penutupan bursa saham Amerika Serikat (AS) hari Senin (7/4/2025) waktu setempat, berdasarkan data Market Watch.

Melemahnya indeks sebenarnya tidak hanya terjadi pada Dow Jones. Pada hari yang sama, S&P 500 turun 0,23% ke 5.062,25. Namun sebaliknya, Nasdaq Composite justru naik 0,1% di level 15.603,26 pada hari yang sama.

Penurunan DJIA ditengarai karena kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Washington per-Rabu (2/4/2025) mendeklarasikan tarif impor baru atau dikenal sebagai Tarif Trump.

Dengan kebijakan itu, AS memberlakukan tarif minimum sebesar 10% pada berbagai barang impor, serta mulai diberlakukan ke semua negara sejak Sabtu (5/4/2025). Washington juga memberlakukan tarif timbal balik yang lebih tinggi pada negara-negara yang memiliki defisit perdagangan terbesar dengan AS per-Rabu (9/4/2025).

Dow Jones Melemah karena Tarif Trump?

Fluktuasi mewarnai pasar saham pada Senin (7/4/2025) waktu setempat. Sejumlah pihak mengambarkan sebagai hari penuh gejolak. Di awal pembukaan, Dow Jones bahkan sempat melemah 1.700 poin. Gejolak dinilai terjadi akibat kekhawatiran bahwa tarif Trump dapat mengganggu ekonomi global.

Angin segar sempat muncul. Washington dikabarkan melunak. Hal ini menyusul sikap Trump yang disebutkan masih berpotensi menangguhkan kebijakan impor selama 90 hari. Namun sejenak, Gedung Putih menyatakan bahwa kabar tersebut hoax.

“Setiap pembicaraan tentang jeda (penangguhan) 90 hari adalah 'berita palsu',” tulis CNBC Internasional mengkonfirmasi pemerintah AS, Selasa (8/4/2025).

Sampai penutupan hari Senin (7/4/2025), Dow Jones mencatatkan penurunan 349,26 poin atau 0,91%. Sementara sepanjang tahun ini, Dow Jones turun 4.578,62 poin atau 10,8% berdasarkan data AP News, Selasa (8/4/2025).

Gejolak yang terjadi di awal pekan ini turut diwarnai aksi saling mengancam antara China dan AS. Seperti dilaporkan AP News pada Sabtu (5/4/2025), Beijing mengancam akan memberlakukan tarif impor 34 % kepada AS. Sebab, Washington memberlakukan tarif impor 34 % kepada Beijing imbas dari kebijakan Trump.

Trump gantian mengancam China pada hari Senin dengan tarif yang lebih tinggi melalui media sosial Truth Social. Trump menegaskan, bahwa tarif lebih tinggi itu akan diberlakukan andai Beijing tidak menarik kebijakan tarif impor yang sama pada Selasa (8/4/2025).

“Amerika Serikat akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50% kepada Tiongkok, yang akan berlaku mulai tanggal 9 April. Selain itu, semua pembicaraan dengan China mengenai pertemuan yang diminta dengan kami akan dihentikan!,” tulis Trump seperti dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (8/4/2025).

Apa Itu Dow Jones yang Melemah Imbas Kebijakan Trump?

Melansir Investopedia, Dow Jones Industrial Average alias DJIA merupakan salah satu indeks saham yang diperhitungkan. DJIA berisi perusahaan-perusahaan besar seperti Apple, Boeing, Microsoft, dan Coca-Cola.

Sampai saat ini, DJIA mencakup 30 perusahaan yang paling aktif diperdagangkan. Ketika Dow Jones naik, indeks ini dianggap bullish (sebagian besar saham biasanya berkinerja baik). Sebaliknya saat Dow Jones turun, maka indeks ini mengalami bearish (sebagian besar saham biasanya merugi).

DJIA mengelompokkan harga 30 perusahaan berdasarkan saham yang paling banyak diperdagangkan di Bursa Efek New York (NYSE) dan Nasdaq. Indeks ini dianggap membantu investor menentukan arah keseluruhan harga saham.

Berikut ini perusahaan yang termasuk dalam DJIA:

  1. NVIDIA Corp.
  2. Amazon.com Inc.
  3. JPMorgan Chase & Co.
  4. Boeing Co.
  5. Salesforce Inc.
  6. 3M Co.
  7. Walmart Inc.
  8. American Express Co.
  9. UnitedHealth Group Inc.
  10. McDonald's Corp.
  11. Cisco Systems Inc.
  12. Visa Inc. Cl A
  13. Walt Disney Co.
  14. Merck & Co. Inc.
  15. Microsoft Corp.
  16. International Business Machines Corp.
  17. Verizon Communications Inc.
  18. Goldman Sachs Group Inc.
  19. Amgen Inc.
  20. Johnson & Johnson
  21. Honeywell International Inc.
  22. Procter & Gamble Co.
  23. Chevron Corp.
  24. Coca-Cola Co.
  25. Caterpillar Inc.
  26. Sherwin-Williams Co.
  27. Nike Inc. Cl B
  28. Travelers Cos. Inc.
  29. Home Depot Inc.
  30. Apple Inc.

Baca juga artikel terkait TARIF TRUMP atau tulisan lainnya dari Dicky Setyawan

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Beni Jo